5 Tahun ke Depan Prospek Investasi Hulu Migas di Indonesia Diprediksi Cerah

Rabu, 21 Agustus 2024 – 22:40 WIB
Sumur eksplorasi migas. Foto dok Pertamina EP

jpnn.com, JAKARTA - Prospek investasi sektor hulu minyak dan gas (migas) Indonesia dalam lima tahun ke depan diperkirakan bakal cerah.

Pertumbuhan investasi ini sejalan dengan proyeksi permintaan migas global yang diperkirakan mencapai puncaknya pada 2029.

BACA JUGA: Tingkatkan Kapasitas Industri Migas, IDSurvey Turut Berpartisipasi di SCM Summit 2024

Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas), Moshe Rizal mengatakan penting untuk memaksimalkan produksi migas hingga 2029, sebelum permintaan mulai turun kembali.

Insentif non-fiskal seperti izin dan pembebasan lahan dari pemerintah sangat penting bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama untuk terus berinvestasi di Indonesia.

BACA JUGA: Pefindo Naikkan Peringkat SIG, Kondisi Keuangan Dinilai Makin Sehat

Di saat yang sama, insentif fiskal juga diperlukan karena negara lain juga berupaya menarik investor.

“Perubahan profil investor dan potensi biaya tambahan dari satgas yang dibentuk pemerintah menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan investasi migas ke depan,” ujar Moshe.

BACA JUGA: Industri Pupuk Harus Bertransformasi jadi Industri Hijau

Dalam laporan BMI, sebuah unit riset Fitch Solutions, Indonesia dan Malaysia diproyeksikan menjadi pusat investasi hulu migas di Asia Tenggara.

Hal ini didorong penemuan baru ladang gas alam cair (LNG) serta inisiatif proyek penangkapan karbon di kedua negara.

Data SKK Migas juga mencatat, investasi sektor hulu migas sepanjang 2024 akan mencapai US$16 miliar.

Dengan asumsi setiap US$1 yang dibelanjakan memberi nilai tambah 5,4 kali lipat maka multiplier effect ekonomi yang diciptakan mencapai US$86 miliar, atau setara Rp1.380 triliun.

Hingga 2029, total investasi sektor hulu migas diperkirakan Rp543 triliun dengan potensi nilai tambah Rp2.932 triliun.

Jumlah ini setara anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) saat ini.

Adapun tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sektor hulu migas saat ini sudah di atas 58%, melampaui target pemerintah sebesar 50%.

Hal ini menunjukkan investasi besar di sektor hulu migas tidak hanya menguntungkan perusahaan asing tetapi juga pengusaha nasional.

Dampak positif lainnya termasuk peningkatan penyediaan lapangan kerja dan penguatan sektor ekonomi domestik.

Melihat berbagai fakta tersebut, sektor hulu migas makin menarik perhatian investor sebagai komponen kunci untuk mendukung program ketahanan energi yang menjadi prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran 2024-2029.

Dukungan yang kuat dari pemerintahan diperlukan untuk meningkatkan daya saing sektor hulu migas dan menjadikannya sebagai salah satu sektor prioritas yang penting.

Upaya meningkatkan investasi di hulu migas guna menaikkan produksi minyak dan gas membutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan yang terkait, antara lain penyederhanaan regulasi investasi, pemberian insentif perpajakan, serta perubahan skema bagi hasil.

Selain akan mampu mengelola cadangan migas, masuknya para investor global akan terus membawa manfaat bagi penerimaan negara dan manfaat berganda.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler