5 Wanita Hebat yang Paling Berjasa di Dunia Keperawatan

Jumat, 12 Mei 2017 – 03:26 WIB
5 Wanita Hebat yang Paling Berjasa di Dunia Keperawatan. Foto JPNN.com

jpnn.com - Jasmerah. Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah. Kalimat ini masih terus terngiang. Semboyan yang dipopulerkan oleh pendiri bangsa sekaligus Presiden Pertama Soekarno.

Ajaran Bung Karno tidak hanya berlaku dalam politik tapi juga di bidang lain seperti keperawatan. Karena dengan jasa dan kelimuannya yang meletakkan dasar menjadi pijakan berkembangnya teknologi dan pengetahun.

BACA JUGA: Ibu Hebat..Jadi Kuli Bangunan, Buruh Tani Sampai Panjat Aren

Di dunia paramedis, ada lima wanita hebat yang tak boleh dilupakan jasanya. Karena keperawatan modern menjadi maju atas perannya.

Siapa saja dia? Berikut JPNN merangkumnya dengan melansir Tabloid Nyata (Jawa Pos Group):

BACA JUGA: Dulu Nenek Ini Cantik, Mengalungkan Bunga untuk Bung Karno

Linda Richards

BACA JUGA: Bacakan Pidato Bung Karno, Hati Megawati pun Teriris

Linda Richards bukanlah wanita yang menonjol dalam hal perawatan medis. Walaupun dia adalah murid pertama yang mendaftar dalam American Nurse’s School, dia bukanlah perawat yang berbakat.

Dia bukan petugas medis yang merawat prajurit di garis depan peperangan, dan tidak juga merawat orang-orang di daerah liar Amerika.

Yang membuat ia masuk ke dalam daftar adalah karena Linda menyadari bahwa metode yang digunakan untuk menyimpan data pasien pada waktu itu adalah metode yang salah dan tidak efektif.

Ia pun mengorganisasi ulang pencatatan data untuk seluruh bidang medis. Sejak saat itulah, cara pencatatan data pasien menggunakan metode efektif dan terorganisir dari Linda.

Pada tahun 1994, setelah lebih dari seratus tahun, namanya pun dimasukkan ke dalam National Women’s Hall of Fame. Tanpanya, mungkin pencatatan data medis pasien saat ini masih tidak setergoanisir dulu, lho!

Mary Breckinridge

Mary adalah penduduk Kentucky dan penemu dari Frontier Nursing Service. Organisasi ini didedikasikan untuk memberikan pelayanan medis dan kesehatan kepada orang-orang miskin untuk bisa memperolehnya di daerah Kentucky yang terpencil.

Mary menjadi bidan yang bersertifikasi dan melatih banyak orang untuk menjadi bidan mengikutinya.

Salah satu pencapaian Mary adalah mendirikan program suster kunjungan yang memperbolehkan para wanita untuk pergi ke sekolah-sekolah tertentu di mana mereka bisa dilatih menjadi bidan.

Berkat dia, tingkat kematian bayi yang baru lahir bisa dikurangi karena adanya pendidikan yang layak. 

Virginia Henderson

Dikenal sebagai First Lady of Nursing, Virginia Henderson adalah seorang pionir dalam hal apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang suster.

Henderson mengeluarkan sebuah teori bahwa seorang pasien bisa sembuh dengan bantuan psikologis dari seorang suster, tidak hanya dari bantuan medis saja.

Bukunya yang berjudul Nursing: Need Theory membeberkan tentang teori tersebut dan hal inilah yang menjadi pedoman para suster di seluruh dunia.

Clara Barton

Clarissa Harlowe “Clara” Barton terkenal dengan julukan Lady in Charge, atau wanita yang berwenang.

Dia meneruskan praktik medisnya dalam Perang Sipil Amerika untuk mengobati para prajurit di garis depan.

Karena prestasinya, ia akhirnya ditempatkan sebagai orang yang berwenang atas Rumah Sakit Union, tempat di mana ia mendapatkan julukannya.

Setelah perang usai, Barton pergi ke Eropa, di mana dia bertemu dengan Komite Palang Merah Internasional.

Dia begitu terinspirasi oleh organisasi medis tersebut hingga ia akhirnya membawa organisasi itu, beserta idealismenya, ke Amerika.

Clara Barton pun menjadi pendiri dari Palang Merah Amerika, yang didedikasikan untuk penanggulangan bencana dan pemberian bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan di seluruh negeri.

Florence Nightingale

Mungkin dari semua wanita di daftar ini, Florence Nightingale adalah yang paling terkenal.

Florence terkenal dengan sebutan Lady with the Lamp karena ia sering berkeliling di antara para prajurit yang terluka di waktu malam.

Berkat riset dan pengetahuan yang dia dapatkan, kini, kita memiliki banyak prosedur sanitasi. Dia mendapatkan sebagian besar informasinya dari para suster yang dia latih, dan juga dari pekerjaannya selama Perang Krimea pada tahun 1890-an.

Berdasarkan hasil korespondensi dengan rekan-rekannya, dia menyadari bahwa ada lebih banyak prajurit yang meninggal karena kondisi dan peralatan yang tidak higienis dibandingkan dari luka-luka mereka.

Menggunakan pengetahuan ini, Florence mengadakan reformasi skala besar yang secara drastis meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit perang.

Karena kerja keras dan dedikasi dari para wanita hebat inilah kita bisa menikmati layanan para perawat dan pengasuh seperti yang kita dapatkan sekarang. Tanpa mereka, rumah sakit pun tidak akan tampak cerah seperti saat ini.

Apakah kamu juga pernah punya pengalaman menyenangkan dengan perawat yang pernah merawatmu?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anies: gak Pernah tuh Bentak-bentak Warga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler