Dulu Nenek Ini Cantik, Mengalungkan Bunga untuk Bung Karno

Rabu, 19 April 2017 – 00:14 WIB
Hj. Sarah Samsudin Fabanyo saksi sejarah yang mengalungkan bunga untuk Presiden Soekarno. Foto: Fakhrudin Abdullah/Malut Post/JPNN.com

jpnn.com - Di tengah semaraknya peringatan Hari Jadi Tidore (HJT) ke 909, 12 April 2017, seorang nenek tampak duduk berjejer di deretan kursi VIP yang disediakan panitia.

Fakhruddin Abdullah - Tidore

BACA JUGA: Sebut Indonesia Ibarat Asia-Afrika Mini, Bu Mega Mengutip Alhujurat

Nenek yang diundang ke Sonyie Salaka Kadato Kie Kesultanan Tidore ini, terbilang spesial.

Dia adalah Hj. Sarah Samsudin Fabanyo (89), saksi sejarah Papua dilepas Sultan Tidore, kembali ke ibu pertiwi, menyatu dengan Negera Kesatuan RI.

BACA JUGA: Bacakan Pidato Bung Karno, Hati Megawati pun Teriris

Saat upacara HJT itu, Hj Sarah, diundang secara khusus oleh Sultan Tidore Husain Syah untuk hadir pada upacara HJT ke 909.

Wanita kelahiran Tidore 15 mei 1927 ini diundang karena dia adalah salah satu saksi sejarah saat Presiden RI Pertama Soekarno datang ke Maluku Utara, melakukan diplomasi dengan Sultan Tidore Zainal Abidin Syah agar Papua bergabung dengan NKRI.

BACA JUGA: Megawati: Live and Let Live!

Saat itu Tidore, Ternate dan sejumlah wilayah lainnya, ramai ketika presiden pertama Soekarno datang ke Malut.

Saat Bung Karno datang, Hj. Sarah masih berusia 24-an diutus mengalungkan bunga ke Bapak Proklamator itu.

Hj. Sarah waktu mudanya cantik dan cerdas, serta memiliki mental yang baik karena dididik di lembaga penerangan.

Diceritakan, kunjungan Bung Karno ke Malut saat itu ingin bertemu dengan para Sultan, termasuk Sultan Tidore.

Suasana KotaTernate maupun Tidore di sekitar 1951, lanjutnya, saat itu begitu ramai. Mulai dari pihak kesultanan, tokoh pemuda dan lainnya berkumpul di Ternate menyambut kedatangan tokoh kharismatik itu.

Penjemputan Bung Karno saat itu, menurut Hj Sarah, dilakukan di Pelabuhan Ahmad Yani.

Ketika itu di sepanjang lautan Tidore dan Ternate, dipenuhi kapal kora-kora, yang berhiaskan janur kuning. Ditanya ketika tanggal berapa dan hari apa, istri (alm) Awat Tukan ini mengaku sudah tidak ingat.

Kunjungan berikutnya, ketika Papua sudah dilepas Sultan Tidore untuk bergabung dengan NKRI.

Cerita Hj Sarah, saat itu ia sudah berada di Papua, tepatnya sekarang di Pulau Dom Kota Sorong provinsi Papua Barat.

Diceritakan, saat Papua masuk NKRI suasana Papua biasa- biasa saja. Saat kunjungan Bung Karno di acara penerimaan Papua bergabung NKRI, bukan lagi dirinya yang mengalungkan bunga.

“Tetapi adik kandung saya, Rabea Samsudin Fabanyo,” ujarnya, seperti diberitakan Mallut Post (Jawa Pos Group).

Ketika Papua bergabung dengan NKRI, Sultan Tidore Zainal Abidin Syah diangkat menjadi Gubernur pertama Irian Barat, beribukota di Soasio Tidore.

Saat itu kantor gubernurnya adalah gedung yang saat ini ditempati SMA Negeri 1 Kota Tikep. Kantor Poldanya, saat ini menjadi Mapolres Tidore. ***

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anies: gak Pernah tuh Bentak-bentak Warga


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Soekarno   Bung Karno   Tidore  

Terpopuler