jpnn.com, RAJA AMPAT - Lima wisatawan mengalami luka-luka saat mengunjungi Geosite Kabul atau yang biasa disebut Batu Pensil di Kabupaten Raja Ampat, Papua.
Konon mereka mendapat musibah lantaran jembatan tempat berfoto di sana ambruk.
BACA JUGA: Raja Ampat Berstatus Zona Kuning Covid-19
Warga setempat geger.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Antara dari operator wisata lokal dan masyarakat Raja Ampat, Selasa (1/6), lima wisatawan tersebut melakukan perjalanan wisata ke Raja Ampat tidak menggunakan travel resmi. tetapi menggunakan jalur ilegal untuk menghindari pungutan sesuai aturan yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat.
BACA JUGA: Berlibur Bareng ke Raja Ampat, Richard Kyle dan Mey Chan Jadian?
Insiden yang terjadi pada 27 Mei 2021 pukul 12.15 WIT itu bahkan kabarnya tidak dilaporkan kepada instansi terkait Pemkab Raja Ampat.
Kejadian tersebut seakan ditutupi dari publik dan juga instansi terkait pemerintah daerah.
BACA JUGA: Kemenparekraf Punya Program Khusus untuk Startup Pengembang Game Online, Sandiaga Bilang Begini
Informasi tentang ambruk jembatan destinasi wisata Batu Pensil Raja Ampat yang mengakibatkan lima orang wisatawan terluka itu baru viral Senin (31/5) malam, setelah para operator wisata Raja Ampat mendapatkan pengaduan salah satu wisatawan pengguna jasa travel ilegal tersebut yang merasa dirugikan, dan dari pengaduan ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui situs chse.kemenparekraf.go.id.
Pengaduan melalui situs chse.kemenparekraf.go.id membuat heboh masyarakat setempat, operator wisata lokal, pemandu wisata bahkan pemerhati pariwisata yang ada di kabupaten Raja Ampat.
Para wisatawan itu kemungkinan berwisata ke Raja Ampat langsung dari Sorong tidak melapor kepada pemerintah daerah dan tidak menggunakan jasa masyarakat lokal sebagaimana aturan pemerintah daerah bagi pelaku usaha pariwisata yang beroperasi di wilayah tersebut.
Mengutip pengaduan dari wisatawan yang mengikuti tur tersebut kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui situs chse.kemenparekraf.go.id, antara lain melaporkan peristiwa robohnya dermaga tempat mereka berfoto sehingga kejadian tersebut berdampak pada kerugian baik materil maupun immaterial.
Sementara itu, pemerhati pariwisata dan juga Tokoh Adat Raja Ampat, Dorteus Wanma di Waisai mengatakan sudah melakukan pengecekan kepada masyarakat pengelola destinasi dan juga pemkab bahwa pelaksanaan wisata tidak memenuhi syarat-syarat masuk ke Raja Ampat alias ilegal.
"Kami atas nama anak adat kabupaten Raja Ampat akan menuntut secara adat dan hukum pelaksana tur yang mengakibatkan ambruk jembatan destinasi wisata Batu Pensil karena tidak mengikuti aturan Raja Ampat menaikkan rombongan pada jembatan destinasi melebihi kapasitas," ujarnya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek