jpnn.com, JAKARTA - Sekitar 5.000 aktivis 98 bakal turun ke jalan pada 21-22 Mei mendatang untuk mendukung Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif 2019.
Menurut perwakilan Eksponen Aktivis 98 Wahab, langkah turun ke jalan ditempuh untuk mengantisipasi upaya pihak tertentu menggagalkan pengumuman hasil pemilu berkedok people power. Wahab juga menyebut, langkah mengawal KPU merupakan wujud tanggung jawab ideologi seluruh aktivis 98, memastikan proses demokrasi berjalan aman, tertib dan damai.
BACA JUGA: Prabowo Akan Tolak Hasil Pemilu Curang, padahal Versi BPN Menang
"Kami serukan dan tegaskan, 5.000 aktivis 98 bersama rakyat akan menduduki KPU untuk memberikan dukungan moral. KPU adalah instrumen demokrasi yang dilakukan lewat reformasi 98. Maka, menjadi jihad bagi kami untuk mempertahankan KPU," ujar Wahab di sela-sela tabur bunga dan doa memperingati Tragedi 98 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa (14/5).
Wahab menduga, kelompok pendukung bangkitnya kembali Orde Baru berada di balik wacana people power yang bertujuan menggagalkan hasil pemilu. Kelompok tersebut berupaya dengan berbagai cara, hanya demi memuaskan syahwat kekuasaan.
BACA JUGA: Raup 914 Ribu Suara, Jokowi Unggul Atas Prabowo di Sulawesi Tengah
(Buka dong: KPU: BPN Bisa Adu Data di Forum Rekapitulasi, Jangan Hanya Katanya)
Wahab kemudian mengingatkan kebengisan yang terjadi pada Mei 98 lalu. Tercatat sekitar 1.217 jiwa yang terdiri dari anak-anak, remaja, orang tua, bahkan ibu hamil meregang nyawa.
BACA JUGA: Maruf Amin Tantang Kubu Prabowo Buktikan Klaim Kecurangan
"Ada juga ibu-ibu, saudara kita perempuan yang diperkosa, ada 27 yang tercatat ditembak mati. Oleh siapa? Oleh kekuasaan ketika itu," ucap Wahab.
Namun, rakyat tidak tinggal diam. Kekejaman yang terjadi akhirnya melahirkan reformasi. Inilah yang harus dikawal bersama-sama oleh seluruh elemen masyarakat. Jangan sampai Indonesia kembali menghadapi masa-masa kekelaman.
"Kami tegaskan dan serukan semangat kepada seluruh rakyat Indonesia. Jangan mau balik ke zaman Orde Baru, zaman yang sangat mencekam dan menakutkan," pungkas Wahab. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BPN Buka Data Internal, Prabowo Menang di Pilpres 2019, Silakan yang Mau Menantang
Redaktur & Reporter : Ken Girsang