BANDA ACEH-Petugas kepolisian pengamanan Pemilukada mendapat informasi adanya bom di dalam mobil diparkir dekat Tempat Pemungutan Suara (TPS) di salah satu lokasi di Banda Aceh, Kamis (19/1).
Tak berapa lama, tim Penjinak Bom (Jibom) Gegana Polda Aceh, berada di lokasi dan mulai mengamankan dan mengidentifikasi tempat kejadian perkara (TKP). Bom berhasil diledakkan karena tidak dapat dijinakkan.
Ledakan bom ini sempat mengagetkan masyarakat di salah satu TPS diprediksi rawan, namun untunglah tak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Ledakan di salah satu TPS rawan dari 5.000 itu, ternyata merupakan gambaran atau simulasi bagaimana petugas kepolisian mengamankan pemilihan kepala daerah di Aceh, nanti.
“Ada 9.768 TPS akan disiapkan untuk hari H pencoblosan Pemilukada di Aceh, 5.000 diprediksi rawan. Kami pun melakukan simulasi pengamanan Pemilukada di halaman Mapolda Aceh, dengan melibatkan 1.400 personil polisi. Dalam pelatihan ini, pihaknya menggambarkan bagaimana mengamankan apabila ada teror bom juga demonstrasi anarkis,” kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol Gustav Leo, kepada Rakyat Aceh (Grup JPNN) kemarin di Mapolda Aceh Jeulingke Banda Aceh.
Tak hanya mengamankan kemungkinan teror bom di tahapan Pemilukada. Di simulasi itu, juga digambarkan bagaimana polisi melakukan penyelamatan terhadap istri bakal calon kepala daerah, yang diculik dan disandera oleh orang yang bersenjata. Juga mengamankan serta menertibkan demonstrasi yang anarkis saat salah satu kandidat melakukan orasi dalam tahapan kampanye.
Selain itu, personil kepolisian dari berbagai kesatuan, seperti Detasemen Anti Teror 88, Pasukan Anti Huruhara Brimob, Sabhara Polda Aceh, Jibom Gegana, tim Dokkes bersama ambulance-nya, dan Inafis, diturunkan untuk mengamankan Pemilukada termasuk pendemo yang berbuat anarkis. Saat pengamanan ini, petugas kepolisian layaknya demo aslinya, melepaskan tembakan peringatan setelah upaya damai untuk membubarkan pendemo tidak berhasil dilakukan.
Amatan Rakyat Aceh di lokasi, ratusan pendemo menolak pelantikan kepala daerah terpilih, berlangsung kisruh. Petugas kepolisian dari polisi biasa hingga pasukan anti huru hara (PAHH) dan pasukan anti anarkis diturunkan. Tembakan sampai dengan tembakan gas air mata dilepaskan untuk membubarkan pendemo.
Dalam aksi itu, pendemo berhasil dibubarkan. Namun, ada juga yang belum puas dan membentuk kelompok kecil. Beberapa orang ini, lalu berupaya merusak mobil salah satu kepala daerah terpilih yang melintas. Polisi pun melepaskan tembakan peringatan dan setelahnya melumpuhkan pendemo. Dua orang pendemo seolah terkapar terkena tembakan dikakinya, sedangkan belasan pendemo lainnya bubar alias ‘balik kanan’.
Gustav Leo menambahkan, ada 4 kota, 13 kabupaten, dan 1 provinsi Aceh yang melaksanakan pemilihan kepala daerah. Dari jumlah itu, sebanyak 9.768 TPS bakal disiapkan, dan 5.000 lebih diprediksikan rawan. Untuk yang rawan, pihaknya menempatkan 2 personil polisi untuk mengamankan. “Kami turunkan pengamanan sebanyak 8.766 personil, dibantu tentara dan Linmas,” tukasnya. (ian)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaga Warisan Gus Dur Hormati Tradisi Tionghoa
Redaktur : Tim Redaksi