53 Persen Mobil Pribadi Pakai BBM Subsidi

Jumat, 08 Juli 2011 – 18:12 WIB

JAKARTA - Tingkat penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada kendaraan pribadi masih sangat tinggi, terutama kendaraan roda empatMenteri Keuangan, Agus Martowardjojo, mengungkapkan bahwa penggunaan BBM bersubsidi oleh mobil pribadi pada tahun 2010 sebesar 53 persen.

"Untuk sepeda motor pribadi penggunaan BBM bersubsidi 40 persen, mobil angkutan barang empat persen dan angkutan umum hanya 3 persen," kata Agus, saat rapat kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia, Jumat (8/7).

Dia menambahkan, memang pemerintah berencana melakukan pembatasan BBM bersubsidi untuk kendaraan pribadi

BACA JUGA: BI Usul Dolar AS Dipatok Rp 8600

"Pemerintah berencana memang membatasi BBM bersubsidi tidak boleh dikonsumsi untuk kendaraan pribadi, namun hanya untuk angkutan umum dan roda dua saja," jelasnya.

Menurut Agus, melihat fakta di lapangan, maka kebijakan pembatasan itu memang mesti harus dilakukan
"Rencana pemerintah dalam membatasi peggunaan BBM bersubsidi harus dilaksanakan, khususnya terhadap kendaraan pribadi, karena pertumbuhannya (kendaraan pribadi) tiap tahun begitu pesat," ujar Agus

BACA JUGA: Fasilitas Intraday Naik 14,3 Persen

Soal rencana pemerintah menaikkan harga BBM 2011, menurut dia adalah upaya dari pemerintah untuk mengubah jumlah subsidi BBM di dalam APBN.

Kendati demikian, lanjut dia, pemerintah masih melakukan kajian-kajian menyoal indikasi yang disebabkan jika kenaikan harga itu direalisasikan
Misalnya, soal kenaikan harga barang danjasa dalam negerei yang nantinya pada akhirnya memicu inflasi

BACA JUGA: BEI Perpanjang Jam Perdagangan

"Sampai saat ini belum dinaikkan, karena pemerintah masih memertimbangkan opsi lain," kata Agus lagi

Sementara itu, Anggota Komisi XI dari Fraksi Partai Demokrat, Darizal Basir mempertanyakan, sikap pemerintah yang merencanakan menaikkan harga BBM dengan alasan penghematan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)Menurut dia, kenaikan harga BBM bukan salah satu cara untuk menghemat tapi bisa dilakukan dengan mengurangi biaya perjalanan dinas

"Ini juga dapat menghemat APBN, "Kalau mau benar-benar dilaksanakan, maka tidak ada penambahan perjalanan dinas pada APBN-PNamun, kenyataannya belanja perjalanan dinas naik signifikan dalam APBN-P," kata dia(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejar Target 500 Unit per Bulan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler