jpnn.com - WASHINGTON - Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Kuba segera kembali harmonis. Kamis (2/7) Washington mengumumkan bahwa pemerintahan Presiden Barack Obama dan Presiden Raul Castro sepakat untuk merangkai kembali jalinan diplomatik yang terputus 54 tahun lalu akibat perang dingin.
Dalam pengumuman tersebut, Washington menyatakan bahwa kantor perwakilan AS akan kembali beroperasi di Kota Havana per 20 Juli. Kantor perwakilan Kuba di Kota Washington pun akan beroperasi lagi pada tanggal yang sama. "Kesepakatan itu tertulis dalam surat korespondensi dua kepala negara," terang Gedung Putih.
Kembali dibukanya kedutaan dua negara menandai berakhirnya perseteruan diplomatik AS dan Kuba. Obama menganggap kesepakatan itu langkah bersejarah. Dia berharap langkah tersebut bisa memicu penghapusan kebijakan sepihak Negeri Paman Sam yang berdampak pada pengucilan negara komunis itu. "Kita harus berhenti mempertahankan kebijakan yang tidak efektif," tegasnya dalam jumpa pers di Rose Garden.
Dalam kesempatan tersebut, Obama juga menyinggung embargo ekonomi yang diberlakukan AS di Kuba sejak 1962. Dia berharap Kongres AS yang kini dikuasai Partai Republik bisa mempertimbangkan ulang sanksi berat tersebut. Jika perlu, embargo yang membuat Kuba kian anti-AS itu dicabut.
BACA JUGA: Perdana Menteri India Gelontorkan 18 Miliar Dolar untuk Internet Cepat
"Sejak lama, kita sama-sama tahu bahwa cara seperti ini (embargo) tidak akan berhasil," tegasnya.
Selama lima dekade, menurut Obama, embargo itu terbukti tidak berhasil membuat Kuba tunduk pada AS. Sebaliknya, Kuba malah semakin radikal.
"Ini buruk bagi hubungan AS dan Kuba. Sanksi juga hanya membuat kehidupan rakyat Kuba semakin menderita," kritik pemimpin 53 tahun tersebut. Sebelumnya, AS menghapus Kuba dari daftar hitam negara-negara pendukung terorisme.
BACA JUGA: Pria Inggris Ini Galang Dana Untuk Selamatkan Yunani
Rabu lalu (1/7), dalam suratnya, Castro menyampaikan keinginan terdalamnya tentang hubungan AS dan Kuba kepada Obama. Yakni, menjalin hubungan positif yang saling menghargai dan menghormati. Bukan hanya antarpemerintah, tapi juga antarmasyarakat.
"Semoga sebagai pemerintah dan masyarakat, kita bisa menjalin kerja sama yang baik," ungkap adik Fidel Castro tersebut. (AP/AFP/c6/ray/jpnn/hep)
BACA JUGA: 30 Persen Tembok Raksasa Tiongkok Hilang Dicuri Warga Lokal
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-gara Larangan Merokok, Tahanan Merusuh di Penjara Melbourne
Redaktur : Tim Redaksi