58 Emiten Bandel, BEI Keluarkan Peringatan

Selasa, 14 Juni 2016 – 07:53 WIB
IHSG. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Kepala Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyatakan, terdapat 63 emiten yang belum menyampaikan laporan tahunan 2015 hingga deadline 30 April.

Dari jumlah itu, hanya lima perusahaan yang menyampaikan alasan keterlambatan. BEI telah menjatuhkan peringatan tertulis pada 58 emiten yang melalaikan kewajiban untuk menyampaikan laporan hingga 2 Mei 2016.

BACA JUGA: Tax Amnesty Bawa Angin Segar Bagi Properti

Di sisi lain, sebanyak 487 perusahaan tercatat telah menyampaikan annual report 2015 hingga 2 Mei 2016.

Nah, kondisi bisnis yang kian sulit membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) mempertanyakan penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) terhadap sejumlah emiten.

BACA JUGA: Industri Makanan dan Minuman Diprediksi Tumbuh 75 Persen

Salah satunya perusahaan konten selular bergerak PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) yang kemarin memberikan keterbukaan informasi ke BEI.

Manajemen INVS menjelaskan bahwa sejak kantor di gedung Patra Jasa ditutup, perseroan belum memiliki kantor baru secara resmi. Seluruh kegiatan perusahaan dilakukan dua anak perusahaan yang masih beroperasi.

BACA JUGA: Investasi Ditarget Capai Rp 631 Triliun

INVS juga melaporkan hanya memiliki empat karyawan yang bekerja dengan sukarela untuk menyusun laporan keuangan in-house pada 2014 dan 2015. Laporan keuangan tersebut tidak diaudit karena keterbatasan keuangan perseroan.

Perseroan mengumumkan ada calon investor lokal baru yang bersedia mengambil alih 67 persen saham INVS. Saat ini uji kepantasan (due diligence) sedang dilakukan. INVS disuspensi BEI sejak Februari 2015.

Sejak Oktober–November 2015, INVS tidak dalam kapasitas membayar kewajibannya karena tidak ada lagi dana dalam kas, bank, maupun dalam bentuk sarana keuangan lainnya.

Menjelang akhir 2015, INVS di kategorikan sebagai Kolektibilitas 5 dari bank karena tidak membayar bunga maupun cicilan bank, dan akhirnya dilakukan pemblokiran rekening bank.

Periode 2009–2011 merupakan era keemasan INVS dengan sejumlah investasi di sektor migas, batu bara, dan industri sawit. Namun, pada 2012, pemerintah mengeluarkan regulasi tentang SMS iklan yang mengakibatkan perubahan industri content provider. (gen/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PGN Perluas Jaringan Pipa Gas di Kalisogo-Waru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler