6 Anggota Brimob Tewas, 5 Warga Tertembak

Ribuan Berunak Mengamuk Serang Markas PT Indomuro Kencana

Sabtu, 29 Juni 2013 – 23:54 WIB
PUING - Mess karyawan PT IMK yang hangus terbakar. Foto: ist/JPNN
PURUK CAHU – Ribuan massa yang dikenal sebagai berunak (sebutan untuk pencari emas sisa penambangan pabrik) tiba-tiba menyerang perusahan tambang emas PT Indomuro Kencana (IMK) Strait di Desa Mangkahui Kecamatan Siang Selatan Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, Sabtu (29/6) sore. Akibat penyerangan itu, 6 anggota brimob dikabarkan tewas dan lima warga tertembak peluru aparat.

Anggota Brimob yang menjadi korban tersebut adalah mereka yang sehari-hari ditugaskan sebagai pengamanan di perusahaan tambang emas itu. Informasi yang beredar, 2 orang personil Brimob tewas dihakimi massa dan 4 orang Brimob terjun ke kolam Sarujan. Ke-4 anggota Brimob yang menceburkan diri ke kolam Sarujan itu dikabarkan juga tewas. sementara  2 anggota Brimob lainnya putus tangannya kena tebasan mandau.

Informasi yang diperoleh Radar Sampit (JPNN Grup), mengamuknya ribuan berunak ini lantaran mereka mendengar kabar bahwa salah satu berunak ditembak aparat. Sontak saja, kabar yang didengar dari lokasi tambang membat warga lain marah. Tanpa dikomando mereka berkumpul dan langsung menyerang base camp yang menjadi kantor perusahaan tambang tersebut.
 
Mereka membakar camp karyawan serta merusak pabrik pengolahan emas. Tidak itu saja keberingasan mereka dilampiaskan dengan membakar puluhan mobil operasional perusahaan tambang serta perumahan karyawan.

"Mereka masuk langsung mengamuk dan merusak aset milik perusahaan. Yang saya dengar dari keluarga, mereka membakar mobil, camp karyawan serta merusak pabrik. Aparat Brimob yang bertugas disanapun ada yang tewas," ujar Anto warga Murung Raya yang dihubungi Radar Sampit (JPNN Grup).

Terpisah, Mardiana, salah seorang karyawan PT Indomuro kepada Radar Sampit (JPNN Grup) membenarkan bahwa dua buah mes karyawan yang dihuni 350 orang dibakar.

"Mereka juga mendobrak pabrik pengolahan emas," ujarnya.

Dia mengaku  memang tidak melihat langsung aksi amuk masa. Saat kejadian, dirinya mash beraktifitas kerja. Tiba-tiba ada karyawan berteriak ada keributan diluar. Mendengar itu, seluruh karyawan termasuk dirinya kalang kabut lalu berusaha lari dan sembunyi.

"Saya dan berapa teman sembunyi di semak-semak. Kami mendengar beberapa ledakan.Saat inipun kami mengungsi ke Puruk Cahu," katanya.

Sementara itu Kapolda Kalteng Brigjen Pol Mukti Haryono belum bisa dihubungi telepon genggamnya bernada tak aktif.

Sekedar diketahui,  PT IMK beroperasi dengan dasar kontrak karya dari pemerintah pusat. Pada tahun 1994 silam memiliki pinjam pakai lahan yang berlaku selama 30 tahun. Dengan luas wilayah sekitar 90 ribuan hektare.

Selain itu, persoalan batas dalam situs budaya Puruk Kambang menjadi salah satu pemicu konflik antara warga dengan PT IMK. Inilah yang kemudian memperkeruh masalah perusahaan pertambangan milik Australia itu di Bumi Tambun Bungai ini. Sebab belum adanya kejelasan batasan situs budaya dengan IMK. Dewan Adat Dayak (DAD) Murung Raya menetapkan IMK boleh menambang dalam radius 1000 meter dari situs Puruk Kambang. Sedangkan IMK meminta 100 meter dari situs Puruk Kambang.(adi/sev/fuz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dipatok Ular, Jari Telunjuk Diamputasi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler