jpnn.com - SURABAYA - Antusiasme masyarakat untuk menyaksikan gerhana matahari pada 9 Maret mendatang sudah sangat terasa. Sampai-sampai, beberapa sekolah di Surabaya telah mengedukasi para siswanya cara melihat matahari saat terjadi fenomena langka tersebut.
Nah, ada beberapa tip dari dokter untuk menjaga organ penglihatan selama menyaksikan gerhana. Spesialis mata RSUD dr Soetomo Prof dr Diany Yogiantoro Soebadi SpM menyatakan, banyak orang yang terdorong untuk melihat matahari secara langsung saat gerhana matahari. Masalahnya, melihat matahari secara langsung berisiko merusak mata.
BACA JUGA: Nggak ke Ancol, Tak ke Bali, Ini Calon Ideal Ketum Golkar?
Karena itu, Diany menyarankan untuk memakai alat pelindung mata. Fungsinya, mata tidak langsung terkena radiasi sinar ultraviolet yang berbahaya. ''Alat itu bisa berupa sunglasses,'' ujarnya kemarin (27/2).
Menurut Diany, untuk keamanan, sebaiknya memakai sunglasses atau kacamata yang memiliki lapisan UV protection. Bukan kacamata biasa. Pilih kacamata yang memiliki kadar perlindungan UV sampai 100 persen.
BACA JUGA: Tunggu Partai Hancur Dulu Baru Dukung Pemerintah
Sebab, ada kacamata yang kadar proteksinya hanya 25 atau 50 persen. Proteksi total itu bertujuan menghindari sinar UV yang semakin kuat karena lapisan ozon kian menipis. ''Warna kacamatanya pilih yang gelap,'' tegasnya.
Kepala Divisi Orbita Onkologi RSUD dr Soetomo dr Hendrian D. Soebagjo SpM (K) menambahkan, selain kacamata, masyarakat bisa memakai kaca film sebagai pelindung mata saat melihat gerhana matahari. Tentu kaca film yang tingkat proteksinya terhadap sinar UV juga 100 persen.
BACA JUGA: Ada Kepastian dari Pemerintah, Pelaku e-Commerce Semringah
Media lain, air dalam baskom atau ember. Sebaiknya pilih wadah yang berdasar gelap agar bayangan matahari bisa dilihat dari pantulan air.
Selama ini, lanjut dia, ada juga yang menggunakan teknik pin hole untuk melihat gerhana. Yakni, membuat lubang dari kertas untuk melihat matahari. Sinar yang masuk lebih rendah. Namun, dia tidak menyarankan dalam waktu lama. Sebab, tetap berbahaya kalau berlama-lama.
Menurut spesialis mata tersebut, paparan UV secara langsung akan menimbulkan kerusakan kornea. Namanya corneal erosion. Gejalanya, mata terasa nyeri dan nrocoh atau mengeluarkan air mata.
Semakin lama terkena sinar, yang rusak adalah lensa mata. Kondisi itu memicu katarak. Ada lagi pterigium atau munculnya selaput merah pada mata. Tidak berhenti di situ, retina pun bisa terserang. Akibatnya fatal, yakni kebutaan.
Kebutaan yang terjadi pada mata memang tidak terjadi secara langsung. Awalnya berupa inflamasi atau radang. Kalau paparan parah, dalam jangka waktu sekitar sebulan mata bisa buta.
Siapa pun yang ingin melihat gerhana matahari disarankan memakai alat pelindung. Melihatnya pun sebaiknya tidak berjam-jam. ''Jika mata sudah menunjukkan reaksi lelah, jangan dilanjutkan,'' jelas Hendrian. (nir/c15/nda)
Berikut 6 Cara Melindungi Mata saat ''Mengintip'' Gerhana Matahari:
1. Gunakan kacamata dengan UV protection 100 persen.
2. Pilih kacamata berwarna gelap.
3. Gunakan kaca film mobil dengan pelindung sinar UV100 persen, lalu potong-potong.
4. Melihat pantulan gerhana lewat air di baskom atau langsung di telaga.
5. Buat alat pelindung dari kardus atau kertas dengan menggunakan teknik pinhole.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kalau Aklamasi, Golkar Selesai!
Redaktur : Tim Redaksi