6 Gerai Giant Tutup, Industri Ritel Terpukul Penurunan Daya Beli

Selasa, 25 Juni 2019 – 13:58 WIB
Giant Supermarket. Foto Instagram

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih menunggu jawaban dari PT Hero Supermarket Tbk perihal kabar penutupan enam gerai Giant.

"Jawaban maksimal diberikan Rabu (26/6)," ujar Nyoman, Senin (24/6).

BACA JUGA: Berkicau soal Giant, Carrefour dan KS, Rizal Ramli Malah Disebut Pantas Dipecat jadi Menteri

Pihaknya memberikan kesempatan agar perusahaan bisa menyiapkan jawaban yang komprehensif.

BACA JUGA: Sikap Lion Air dan Citilink soal Penurunan Harga Tiket Pesawat

BACA JUGA: Laba Bersih Naik, Kenapa Giant Tutup 6 Gerai?

"Beberapa tanggapan yang diminta BEI adalah kebenaran berita terkait dengan penutupan gerai dan rencana bisnis mereka ke depan," imbuhnya.

Berdasar laporan keuangan kuartal pertama 2019, perusahaan berkode saham HERO itu menderita rugi bersih Rp 3,52 miliar.

BACA JUGA: Supermarket Giant Bakal Ditutup, ini Trik Supaya Dapat Diskon Hingga 80 Persen

Angka itu lebih baik daripada kuartal pertama tahun sebelumnya yang rugi Rp 4,13 miliar.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, penyebab tutupnya gerai adalah akibat perlambatan konsumsi rumah tangga atau penurunan daya beli.

Kelas menengah dan atas cenderung menahan belanja. Ketidakstabilan politik juga membuat orang malas berbelanja.

Dari sisi ritel, biaya operasional terus meningkat, biaya sewa tempat naik, biaya logistik bukannya turun setelah adanya tol malah justru naik, ditambah beban tarif listrik.

"Jadi, makin tipis margin buat pengusaha ritel," jelasnya.

Jalan keluar dari permasalahan tersebut adalah memberikan insentif PPh badan buat pengusaha ritel, diskon PPN produk tertentu untuk menarik konsumen, dan diskon tarif listrik di mal untuk menekan biaya sewa plus operasional.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Jatim Sutandi Purnomosidi mengatakan, sejauh ini bisnis ritel di Jatim, khususnya Surabaya, masih cukup bagus.

"Terbukti semua hipermarket yang berada di dalam mal-mal Pakuwon masih bertahan. Misalnya, Hypermart dan Lotte," tuturnya. (nis/car/agf/c25/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Matahari Putra Prima Hanya Berani Tambah 7 Gerai Tahun Ini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler