Kesepuluh penambang tersebut yakni Anwar, (43) warga Pajar Bulan Lampung, Irul (35) warga Tanjung Jati, Herianto (35) Warga Giham Lampung, Sumarno (35) Warga Giham Lampung, Aba Dirjak alias Aki (50) Bukit Kemuning, Iwan (25) Tanjung Baru, Sandi (45) warga Jawa, Suhaimi (32) Warga Jepara dan Wiwit (25) Kota Batu, Ginok (32) Tanjung Baru.
Dari sepuluh penambang tersebut empat diantaranya selamat dari bencana longsor, sedang enam lainnya hingga sore sekitar pukul 18.00WIB baru dua korban berhasil ditemukan di losngsor bebatuan sedalam 4 meter. Satu Korban atas nama Suhaimi diketemukan sudah dalam kondisi mengenaskan dengan tubuh penyet terhimpit bebatuan dan usus terburai.
Sedang satu korba atas nama Ginok warga jepara kecamatan Buay pematang ribu Ranau tengah kondisi tubuhnya juga sama bahkan bagian tubuh seperti kaki sebelah kirinya terputus. Kedua korban yang berhasil ditemukan langsung di evakuasi ke Puskesmas dari lokasi longsor setelah ratusan warga bergotong royong melakukan pencarian dengan cara manual menggunakan cangkul, linggis dan skop.
Anwar korban yang selamat dari maut menuturkan, peristiwa itu bermula ketika 10 penambang yang terdiri dua kelompok penambang tengah menambang bebatuan porselin yang terletak di dusun I desa Tanjung Baru Basis Kecamatan Warkuk Ranau Selatan. Awalnya kata Dia, penambangan berlangsung seperti biasa tanpa ada tanda-tanda membahayakan penambang melakukan pekerjaannya untuk mengumpulkan pecahan batu perselin.
Naas sekitar pukul 09.30 tebing batu yang berada diatas penambang mengalami longsor besar yang diluar perkiraan para penambang. Panjang longsoran mencapai 10 meter dengan lebar 25 meter dengan ketinggian matertial lonsgor mencapai 7-8 meter. “Posisi kami nambang kelompok pertama berada didalam sedang kelompok kedua berada diluar. Dua orang dicerugan dasar tebing, satu orang disisi kiri sekitar 3 meter dari dinding tebing dan 3 orang disisi kanan berjarak 7 meter,” turu Anwar.
Ia mengatakan, jika tebing itu memang sengaja ingin diruntuhkan dengan melepas batu balok (pengunci) tebing agar tidak runtuh. Naas saat kedua korban yang berada didalam usai membongkar pengunci, tebing batuan seketika ambruk. Tanpa sempat menhindar 9 korban tertimpa longsor sedang satu berhasil menghindar dengan melompat ke sungai.
“Tidak lama berselang tiba-tiba terdengar bunyi gemuruh “geeer” kami langsung berlari menyelamatkan diri, Irul melompat kesungai, namun keburu lonsgor sampai kami tak bisa lagi menghindar hingga kami tertimpa sampai setengah badan,”katanya. “Kami diselamatkan korban Irul yang melompat ke Sungai dibantu warga yang langsung berdatangan ke lokasi,” tambahnya.
Sedang enam rekannya sesama penambang yang berada didalam tertimpa material longsor setinggi 8 meter belum ditemukan. “Mereka yang kelompok pertama didalam dekat tebing, makanya mereka dak sempat lari langsung tertimpa,”katanya yang masih terlihat trauma ketika dibincangi wartawan di Puskesmas Warkuk Ranau Selatan yang tengah menjalani perawatan. Keempat korban yang berhasil selamat dari lonsgor maut, tidak mengalami luka yang cukup serius kecuali korban Anwar yang menagalami luka memar akibat tertimpa material lonsgor.
Sedang proses evakuasi yang dipimpin langsung wakil Bupati OKU Selatan dr Hj herawati Gatot SPm berlangsung dramatis sejak pukul 09.30 setelah longsor menimpa para penambang. Ratusan warga bahu membahu bergotong royong menggali runtuhan material longsor dengan menggunakan alat seadanya menyingkirkan bebatuan besar.
Barulah sekitar pukul 17.00 WIB, warga menemukan bercak darah yang menempel dibebatuan longsor. Tak lama dua jasad korban berhasil ditemukan setelah dilakukan penggalian oleh warga. Dua korban yang berhasil ditemukan pertama Ginok, dan Suahimi. Pukul 18.00 WIB jasad kedua korban itupun setelah sempat dilihat keluargannya langsung di evakuasi ke Puskesmas terdekat.
Proses pencarian dan evakuasi keempat korban lainnya Aba Dirjak, Sami, Wiwit, dan Iwan yang masih tertimbun material longsor dihentikan sementara waktu pukul 18.30 WIB. Rencannya proses evakuasi dan pencarian baru dilanjutkan setlah pukul 19.30. dan pada pukul 10 WIB warga berhasil menemukan satu lagi jasad korban bernama Sandi dalam kondisi sudah meniggal. Proses evakuasi masih terus dilakukan hingga berita ini diturunkan.
Kepala desa Tanjung Baru Badron Joni menuturkan para penamabang memang biasa beraktifitas dilokasi tambang batu setiap harinya. Ia tak menyangka jika hari ini peristiwa bisa sebesar dan separah itu. Mereka ini biassa menambang saya hanya mengingatkan untuk hati-hati, tetapi inilah kejadiannya,”ujar Dia.
Sementara itu pemerintah Kabupaten OKU Selatan mendapat infromasi warga yang tertimbun longsor langsung mengerahkan seluruh instansi terkait seperti BPBD, DInas Ksehatan, DInsosnakertran dan sejumlah SKPD lainnya turun langsung ke lokasi. Bahkan wakil Bupati OKU Selatan dr Hj Herawati Gatot turun langsung memimpin proses evakuasi. “Ini butuh waktu lama, karena material lonsgor sangat besar dan bebatuannya juga besar, dibutuhkan alat berat untuk membongkar material lonsgor,”ujarnya.
Sayangnya alat berat Bekholoader yang hendak membantu proses evakuasi dikirim langsung dari pemerintah Kabupaten OKU Selatan dari Muaradua mengalami kecelakaan di desa Sukarami kecamatan Buay pematang ribu Ranau tengah sekitar pukul 15.00WIB. Dalam peristiwa itu operator alat berat bernama Endi Surahman (30) warga Pancur Pungah Kecamatan Muaradua tewas tertimpa alat berat tersebut hingga tubuhnya sangat mengenaskan.(dwa)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelantikan Gubernur Sulsel, 3.100 Polisi Disiagakan
Redaktur : Tim Redaksi