6 Penyebab Kematian Mendadak yang Jarang Diketahui

Jumat, 01 Januari 2021 – 04:22 WIB
Ilustrasi meninggal dunia. Foto: Dok. JPNN.com

jpnn.com - Kematian mendadak bisa dialami siapa pun, tidak selalu hanya terjadi pada orang yang sedang sakit.

Orang-orang yang secara fisik cukup bugar pun tak luput dari intaian kematian mendadak.

BACA JUGA: Jangan Kalap! Hindari Konsumsi 5 Jenis Makanan Tidak Sehat ini Saat Merayakan Tahun Baru

Bahkan, atlet yang umumnya dikenal memiliki kondisi tubuh prima juga dapat mengalami kematian mendadak di tengah pertandingan.

Menurut medis, kematian mendadak menandakan ada sesuatu yang salah dengan kondisi organ vital di dalam tubuh orang yang mengalaminya.

BACA JUGA: Penerawangan Mbak You Soal Nasib Gisel: Masih Punya Hoki Hingga Bubar

Hal tersebut biasanya disebabkan oleh adanya penyakit yang hadir tanpa disadari.

Berikut beberapa penyakit yang sering menjadi penyebab kematian mendadak:

BACA JUGA: Turunkan Kolesterol, Ini 5 Manfaat Air Rebusan Kulit Pisang untuk Kesehatan

1. Kelainan Arteri Koroner

Kelainan arteri koroner adalah penyebab utama kematian mendadak. Pada kondisi ini, orang yang mengalaminya akan memiliki pembuluh darah jantung yang tidak bisa berfungsi optimal.

Alhasil, fungsi jantung pun berpotensi mengalami gangguan atau tiba-tiba berhenti bekerja.

Selain akibat kelainan bawaan, kelainan arteri koroner juga bisa terjadi karena adanya plak aterosklerosis akibat penumpukan lemak di pembuluh darah.

Jika plak ini pecah, maka pembuluh darah akan tersumbat sehingga aliran darah ke otot jantung akan berhenti sepenuhnya.

2. Kardiomiopati

Kardiomiopati merupakan suatu kondisi ketika otot jantung menjadi lebih tebal, sehingga jantung kesulitan memompa darah ke seluruh tubuh.

Hal ini adalah salah satu penyebab kematian mendadak yang paling sering pada usia muda (umumnya di bawah 30 tahun).

3. Gangguan Irama Jantung

Jantung memiliki irama yang teratur untuk mampu mendukung semua fungsi organ vital di dalam tubuh.

Apabila irama jantung mengalami gangguan, kinerjanya untuk mengedarkan darah dan mendukung organ lain untuk bekerja juga akan terganggu.

Salah satu kelainan irama jantung yang umum ditemukan pada kasus kematian mendadak adalah long QT syndrome.

Kelainan ini menyebabkan jantung berdetak secara berantakan dan menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran seketika.

4. Commotio Cordis

Commotio cordis merupakan penyebab kematian mendadak yang diakibatkan oleh pukulan pada bagian dada.

Pasalnya, pukulan keras yang mengarah langsung ke dada dapat menyebabkan irama jantung mengalami gangguan.

Pukulan dengan kekuatan dan pada waktu yang tepat dapat menyebabkan gangguan irama jantung bernama fibrilasi ventrikel.

Jika tidak segera dideteksi dan ditangani, maka penderita memiliki kemungkinan yang tinggi untuk mengalami kematian mendadak.

5. Strok

Otak memiliki batas untuk menoleransi kadar oksigen yang rendah. Tubuh akan merespons dengan mempertahankan tekanan darah. Hal ini dilakukan untuk memastikan tubuh mendapatkan cukup oksigen.

Kasus kecelakaan yang menyebabkan pendarahan pada otak yang melebihi batas toleransi tubuh dapat menyebabkan kematian.

Selain itu, kasus penyumbatan emboli yang memicu berkurangnya jumlah oksigen ke otak juga dapat menjadi salah satu penyebab kematian.

6. Epilepsi

Kematian mendadak merupakan salah satu komplikasi berbahaya dari penyakit epilepsi. Kematian ini dikenal dengan istilah sudden unexpected death in epilepsy (SUDEP).

Mekanisme yang terjadi diduga akibat serangan jantung dan sesak napas yang dipicu oleh kejang. SUDEP merupakan penyebab 38 persen kematian dari penyakit epilepsi.

Diagnosis SUDEP dibuat setelah kematian terjadi. Untuk memastikannya, diperlukan investigasi yang mendalam.

Tidak sedikit kasus kematian mendadak yang terjadi di masyarakat. Agar Anda terhindar dari kematian mendadak, selalu periksa kondisi kesehatan secara menyeluruh.

Bila nantinya ditemukan indikasi yang mengarah kepada penyebab kematian mendadak, dokter bisa segera memberikan pengobatan.(FR/AYU/klikdokter)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler