6 Tokoh Kunci Kabinet Taliban: Menhan Hasil Nepotisme, Buronan FBI Jadi Mendagri

Rabu, 08 September 2021 – 14:11 WIB
Anggota pasukan keamanan Taliban berjaga-jaga di pasar pertukaran uang di Kabul, Afghanistan, (4/9/2021). Foto: ANTARAREUTERS/Stringer/pri.

jpnn.com, KABUL - Taliban telah mengumumkan susunan pemerintah baru Afghanistan yang terdiri pejabat-pejabat interim alias sementara.

Sejumlah tokoh senior kelompok garis keras tersebut ditempatkan di posisi kunci.

BACA JUGA: Taliban Memperbolehkan Perempuan Kuliah, Cuma Ada Beginian di tengah Kelas

Berikut adalah sejumlah fakta tentang tokoh-tokoh dalam kabinet tersebut:

1. Mohammad Hasan Akhund, Plt. Perdana Menteri

BACA JUGA: PDIP dan Kedubes India Gelar Pertemuan, Bahas Masalah Covid-19 hingga Taliban

Akhund telah lama menjabat sebagai kepala badan pengambil keputusan Taliban, Rehbari Shura, atau dewan pemimpin.

Dia pernah menjadi menteri luar negeri dan kemudian perdana menteri dalam pemerintahan Taliban yang pertama pada 1996-2001.

BACA JUGA: Sempat Berontak, Ahmad Massoud Akhirnya Ajak Taliban Negosiasi

Seperti kebanyakan pemimpin Taliban, Akhund memperoleh banyak prestise dari kedekatannya dengan pemimpin pertama Taliban, Mullah Mohammad Omar.

Dia berasal dari Kandahar, tanah kelahiran Taliban.

Sebuah laporan PBB menggambarkan Akhund sebagai "teman dekat dan penasihat politik" Omar.

Dia sangat dihormati di kalangan gerilyawan, khususnya oleh pemimpin utama Haibatullah Akhundzada, kata seorang sumber di Taliban.

Sejumlah pengamat menilai sosok yang diperkirakan berusia 65-70 tahun ini lebih bertindak sebagai tokoh politik daripada figur religius.

Pengaruhnya di dewan pemimpin juga memberinya suara dalam urusan militer.

2. Abdul Ghani Baradar, Plt. Wakil Perdana Menteri

Baradar adalah kawan dekat mendiang Mullah Omar, yang memberinya nama perang "Baradar" atau "brother".

Dia bertugas sebagai wakil menteri pertahanan ketika Taliban memerintah Afghanistan dua dekade lalu.

Menyusul kejatuhan pemerintah Taliban pada 2001, Baradar bertugas sebagai komandan militer senior yang bertanggung jawab atas serangan terhadap pasukan koalisi, menurut laporan PBB.

Dia ditangkap dan dipenjara di Pakistan pada 2010. Setelah dibebaskan pada 2018, dia mengepalai kantor politik Taliban di Doha dan menjadi salah satu figur terkemuka dalam serangkaian pembicaraan damai dengan Amerika Serikat.

3. Amir Khan Muttaqi, Plt. Menteri Luar Negeri

Berasal dari Paktia, Muttaqi menyebut dirinya sebagai penduduk Helmand.

Muttaqi bertugas sebagai menteri budaya dan informasi dalam pemerintahan Taliban sebelumnya, juga menteri pendidikan.

Dia kemudian dikirim ke Qatar dan ditunjuk sebagai anggota komisi perdamaian dan tim negosiasi yang melakukan pembicaraan dengan AS.

Menurut sumber Taliban, Muttaqi bukanlah tokoh militer atau agama. Dia mengepalai Komisi Invitasi dan Bimbingan, yang selama pemberontakan telah berupaya membuat pejabat pemerintah dan tokoh kunci lainnya membelot.

Dalam pernyataan dan pidato di masa perang memperebutkan kekuasaan, dia memproyeksikan suara moderat, yang meminta pasukan-pasukan di ibu kota provinsi untuk berbicara dengan Taliban guna menghindari peperangan di wilayah perkotaan.

Setelah kejatuhan Kabul bulan lalu, Muttaqi memainkan peran serupa dengan kelompok militan yang menguasai Panjshir. Dia menyerukan penyelesaian damai atas peperangan.

4. Mullah Yaqoob, Plt. Menteri Pertahanan

Putra pemimpin Taliban Mullah Omar, Yaqoob, semula berusaha untuk menggantikan ayahnya pada tahun 2015. Dia menyerbu rapat dewan yang menunjuk Mullah Akhtar Mansour sebagai pengganti ayahnya, namun akhirnya berdamai.

Dalam usia yang masih 30-an tahun dan tanpa pengalaman bertempur sebagai komandan perang, dia memimpin sebuah bagian dari gerakan Taliban di Kandahar berkat prestise dari nama ayahnya.

Dia ditunjuk sebagai kepala seluruh komisi militer Taliban tahun lalu dan bertugas mengawasi semua operasi militer di Afghanistan.

Bersama Baradar dan Sirajuddin Haqqani, dia adalah salah satu wakil pemimpin.

Meskipun dipandang sebagai seorang moderat oleh sejumlah analis Barat, para komandan Taliban menyebut Yaqoob sebagai salah satu pemimpin yang mendorong operasi militer terhadap kota-kota yang perlu dikuasai beberapa pekan sebelum kejatuhan Kabul.

5. Sirajuddin Haqqani, Plt. Menteri Dalam Negeri

Sirajuddin Haqqani mengepalai jaringan Haqqani yang berpengaruh setelah ayahnya, Jalaluddin Haqqani, wafat pada 2018.

Pernah didukung AS sebagai salah satu kelompok militan anti Soviet paling efektif pada tahun 1980-an, kelompok semi otonomi itu dipersalahkan atas sejumlah serangan mematikan pada pasukan koalisi.

Jaringan Haqqani, yang statusnya dalam struktur Taliban menjadi perdebatan, telah ditetapkan oleh AS sebagai sebuah Organisasi Teroris Asing.

Komite Sanksi PBB juga mengatakan kelompok itu, yang berbasis di daerah perbatasan tanpa hukum di antara Afghanistan dan Pakistan, terlibat langsung dalam produksi dan perdagangan narkotika.

Haqqani merupakan seorang buronan FBI paling dicari karena diduga terlibat dalam serangan bunuh diri dan memiliki hubungan dengan Al Qaida.

Departemen Luar Negeri AS telah menawarkan hadiah hingga 10 juta dolar bagi pemberi informasi yang bisa membuatnya tertangkap.

6. Zabihullah Mujahid, Plt. Wakil Menteri Penerangan

Lama menjadi juru bicara Taliban, Mujahid telah lebih dari 10 tahun menjadi figur kunci yang memberikan informasi tentang aktivitas Taliban.

Dia secara berkala mengunggah rincian serangan bunuh diri lewat akun Twitter-nya.

Tak satu pun foto dirinya beredar sampai dia menggelar konferensi pers pertama setelah kejatuhan Kabul bulan lalu.

Selama bertahun-tahun badan intelijen militer AS percaya Mujahid adalah persona dari sejumlah individu yang menjalankan operasi media Taliban. (dil/ant/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler