6 Usaha Saat Bertemu Orang Skeptis Terhadap Vaksin Covid-19

Selasa, 28 September 2021 – 21:45 WIB
Sejumlah badut ikut meramaikan sosialisasi vaksin Covid-19 tingkat RW di kawasan Sudimara, Pinang, Kota Tangerang.Foto: Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Sebagian orang masih skeptis atau ragu terhadap vaksin Covid-19. Padahal, menurut sejumlah riset vaksin dapat menyelamatkan dua hingga tiga juta nyawa setiap tahun dan merupakan salah satu kemajuan terbesar di dunia kedokteran modern.

Direktur Yale Institute for Global Health dr. Saad Omer memaparkan ada enam hal yang dapat dilakukan jika bertemu dengan orang yang masih ragu terhadap vaksin Covid-19.

BACA JUGA: Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, Satgas Minta Publik Tetap Disiplin Prokes

Pertama, berempati dengan nilai-nilai yang mereka yakini.

Omer menyarankan hal pertama yang perlu dilakukan adalah menanggapi permasalahan mendasar yang mereka rasakan.

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Buka Data Kepatuhan Masyarakat Terhadap Prokes

Tunjukkan rasa empati seperti misalnya saat ada yang mengeluhkan sulitnya melakukan berbagai kegiatan akibat Covid-19, sampaikan bahwa tempat-tempat yang ingin mereka datangi akan mulai dapat diakses kembali setelah semua orang menerima vaksin.

“Pastikan bahwa mereka merasa didengar. Jangan berfokus hanya pada vaksin karena vaksin hanya salah satu aspek. Fokus hanya pada vaksin justru menurunkan peluang keberhasilan dalam meyakinkan mereka,” kata Omer.

BACA JUGA: Menko Airlangga Sebut PPKM Efektif Tekan Penurunan Kasus Covid-19 di Luar Jawa-Bali

Selain itu, ajaklah mereka berdiskusi tentang Covid-19 serta dampak negatifnya yang meluas.

Saat diskusi tentang Covid-19 sedang berlangsung, bicarakan tentang pengorbanan yang harus dilakukan oleh semua orang seperti menahan diri bertemu kerabat dan tidak melakukan kegiatan sehari-hari sebagaimana biasanya.

Kedua, jangan memotong lawan bicara.

Saat diskusi berlangsung, cobalah simak dan pahami sudut pandang mereka. Jangan mendominasi percakapan, atau terlalu cepat mengoreksi pendapatnya bahkan memotong pembicaraan.

“Anda tidak perlu setuju dengan informasi yang salah, tetapi Anda bisa berempati dan melanjutkan percakapan alih-alih mengakhiri atau menyudahi diskusi,” tutur Omer.

Ketiga, bantu mereka agar merasa berdaya.

Faktanya masih banyak yang takut untuk melakukan vaksinasi Covid-19. Daripada menyalahkan keadaan, lebih baik ajak mereka untuk berbuat positif sehingga membawa kebaikan bagi semua orang.

Caranya adalah dengan menyemangati dan mengingatkan mereka bahwa mereka bisa membantu mengubah situasi, baik untuk diri sendiri maupun keluarganya, dengan mendapatkan vaksin.

Keempat, jangan fokus pada mitos.

Mitos seputar vaksin Covid-19 tidak bisa hilang begitu saja. Dibutuhkan penjelasan untuk meluruskannya. Daripada membahas mitos terlalu dalam sehingga memungkin munculnya mitos-mitos lainnya, sebaiknya meluruskan misinformasi.

Untuk meluruskan mitos menjadi informasi yang benar dibutuhkan strategi, antara lain mulai dengan pernyataan fakta. Vaksin COVID-19 aman dan efektif.

Kemudian beri isyarat bahwa kalimat selanjutnya adalah misinformasi. Misalnya, 'ada satu hal keliru tentang mitos'.

Sebutkan kekeliruan mitos yang sedang ditanggapi. Tutup dengan fakta. Tunjukkan alasan mitos tersebut tidak benar. “Hal yang terpenting adalah menggantikan misinformasi dengan informasi yang benar,” kata Omer.

kelima, asumsikan mereka akan menerima vaksin.

Gunakan metode komunikasi presumtif, yakni pendekatan komunikasi dengan membuat pernyataan atau presumsi telah terbukti berhasil di lingkungan klinik kesehatan dan bisa jadi juga efektif dalam komunikasi antarpribadi.

Contoh metode ini adalah “Yuk, kita vaksinasi!”

Menurut Omer dalam situasi ini, jangan mengambil alih otonomi seseorang terhadap dirinya, melainkan menetapkan suatu keadaan secara lisan.

Keenam, jangan berkecil hati.

Tidak dapat dipungkiri, berdiskusi dengan orang yang skeptis terhadap vaksin Covid-19 akan membutuhkan waktu yang panjang dan kesabaran.

Pasalnya, upaya mengubah pikiran seseorang yang ragu terhadap vaksin adalah proses yang panjang.

Namun, satu hal yang harus diingat bahwa secara umum orang-orang yang menolak vaksin dengan keras tidak akan berubah hanya melalui satu kali diskusi.

“Kuncinya adalah dengan tetap menjalin hubungan baik dengan mereka,” kata Omer. (kominfo/rdjs/yoy/covid19goid)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : Adek
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler