jpnn.com, JAKARTA - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B Harmadi mengajak publik tetap mengedepankan protokol kesehatan (prokes) dan mau melaksanakan vaksinasi demi mengendalikan penularan virus SARS-Cov-2.
Selain itu, Indonesia perlu juga melakukan pembatasan di pintu masuk demi menekan penularan.
BACA JUGA: Ramal Ria Ricis dan Teuku Ryan, Wirang Birawa: Kali ini Aneh Sekali
Menurut dia, Indonesia saat ini dikelilingi negara yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 sehingga beberapa upaya tadi perlu dimaksimalkan.
"Cegah virus masuk ke tubuh dengan menerapkan protokol kesehatan. Kalau virus terlanjur masuk, benteng kita adalah vaksinasi. Tingkatkan solidaritas dengan cara saling menjaga," kata Sonny dalam diskusi yang disiarkan FMB9ID_IKP di YouTube, Selasa (28/9).
BACA JUGA: SNI untuk Produk Vape Penting Demi Kemanan Konsumen
Pengurus Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menyebut upaya pengendalian tepat sasaran dan sistematis yaitu intervensi pada kasus dan kontak erat.
"Jadi, tidak akan berpengaruh pada ekonomi, pendidikan maupun kehidupan sosial masyarakat,” ujar dia dalam diskusi yang sama.
BACA JUGA: Satgas Covid-19 Buka Data Kepatuhan Masyarakat Terhadap Prokes
Masdalina berharap, masyarakat juga bisa disiplin 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak demi mengendalikan penularan Covid-19.
Di sisi lain, pemerintah perlu memperkuat 3T (testing, tracing, treatment) serta percepatan vaksinasi.
Menurutnya, jumlah kematian di Indonesia memang turun tetapi angka case fatality rate (angka kematian) masih cukup tinggi yakni 3,4 persen.
Angka itu lebih tinggi daripada rataan secara global yaitu 2 persen dan Asia 1,5 persen.
Oleh karena itu, Masdalina mengimbau masyarakat segera melakukan vaksinasi agar terlindungi dari risiko sakit berat dan kematian saat terpapar virus Covid-19.
“Negara dengan cakupan vaksinasi tinggi, biasanya angka kematian rendah,” tutur Masdalina.
Sementara itu, Dubes Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo menyebut angka penularan kasus Covid-19 di negara yang dipimpin Lee Hsien Loong masuk kategori kritis.
“Angka kasus di Singapura mencapai hampir 2.000 kasus, ini sangat tinggi mengingat jumlah penduduk.
Singapura tidak besar, sehingga jumlah 1.000 kasus saja sudah dikategorikan kritis,” dia dalam diskusi yang sama.
Pemerintah Singapura, kata dia, telah memprediksi penambahan 100 hingga 200 kasus per hari. Namun pada kenyataannya angka itu jauh lebih tinggi.
Menurut Suryo, penambahan kasus disebabkan oleh masuknya varian baru diiringi tingkat penularan lokal yang signifikan.
Di sisi lain, kata mantan reporter itu, tingkat kedisiplinan prokes masyarakat Singapura sangat baik. Pemerintah menetapkan denda atau hukuman penjara bagi pelanggar prokes.
“Di Singapura, para lansia merasa aman karena tidak ke mana-mana, jadi mereka belum mau divaksin. Kematian Covid-19 di Singapura biasanya terjadi pada lansia dan yang belum divaksin,” kata Suryo.(ast/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : Yessy
Reporter : Aristo Setiawan