"ÃÂGangguan jiwa karena faktor keturunan mencapai 60 persen. Data Badan Pusat Statistik menyebutkan 0,46 persen dari populasi itu mengalami gangguan jiwa,"ÃÂ ujar Rozalina di Grand Mahkota Hotel, baru-baru ini.
Rozalina menuturkan hingga saat ini sedikitnya 637 pasien dirawat di RSJ Provinsi Kalbar yang terletak di Singkawang Timur, Kota Singkawang. Mereka berasal dari berbagai latar belakang. Tak hanya yang berpendidikan rendah, bahkan lulusan perguruan tinggi alias sarjana juga ada dirawat di sana.
"ÃÂTingkat pendidikan tertinggi sarjana. Bahkan dosen juga ada,"ÃÂ ungkap Rozalina.
Rozalina menyebutkan saat ini daya tampung di RSJ Kalbar sebanyak 505 tempat tidur, dengan berbagai kelas. Ada kelas 1, 2, dan 3. Pelayanan yang diberikan merupakan tingkat lanjut.
Menurut Rozalina, gangguan jiwa bisa dicegah. Bagi pasangan yang hendak menikah bisa mengikuti konseling premarital. "ÃÂKonseling premarital itu seperti pepatah jawa, perlu bibit, bebet, dan bobot. Ini untuk mencegah agar (penderita gangguan jiwa) tidak bertambah banyak,"ÃÂ ungkap Rozalina.
Terkait pelayanan RSJ Kalbar, lanjut Rozalina, saat ini sedang mempersiapkan dan berbenah untuk menjadi kelas A. Penilaian sudah dilakukan tim peningkatan kelas rumah sakit Kementerian Kesehatan RI.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk naik kelas. Diantaranya memiliki sumber daya psikiater minimal lima orang, sebanyak 20 persen pelayanan nonjiwa atau perawatan penyakit lainnya seperti penyakit dalam dan bedah, serta syarat lainnya.
"ÃÂKita juga sudah MoU dengan RS Abdul Aziz Singkawang. Bukan hal mudah kenaikan kelas. Tetapi kita berusaha. Jika lulus, Juli mendatang bisa menjadi kelas A,"ÃÂ katanya.
Ia menambahkan berhasil menjadi kelas A, RSJ Provinsi Kalbar di Singkawang akan menjadi rujukan se Kalimantan. "ÃÂKita akan menjadi satu-satunya rumah sakit jiwa kelas A di luar Pulau Jawa,"ÃÂ timpalnya. (uni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggap RUU Ormas Wajibkan Asas Tunggal
Redaktur : Tim Redaksi