JAKARTA - Penanganan bencana asap di Riau belum juga menunjukkan tanda-tanda bakal berakhir. Sejumlah titik api masih terpantau oleh satelit maupun pantauan udara. Selain water bombing, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprioritaskan pemadaman menggunakan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
TMC yang menghasilkan hujan buatan dilakukan dengan mengerahkan pesawat Hercules C-130 TNI AU dan Cassa 212. Setiap hari, kedua pesawat tersebut hilir mudik menyemai NaCl di wilayah udara Riau. "Total sudah 60 ton NaCl ditaburkan ke awan melalui 27 kali penerbangan, dan setiap hari sudah terjadi hujan di wilayah Riau," terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kemarin.
Titik api yang terpantau satelit NOAA18 (di atas 110 hektare) kemarin tinggal lima, yaitu di Rokan Hilir (1), Kuansing (2), dan Indragiri Hulu (2). Sedangkan, Pantauan hotspot dengan satelit MODIS (di atas 7 hektare) ada 8 titik, yakni Bengkalis (5), Pelalawan (2) dan Rokan Hilir (1).
Menurut Sutopo, Sebagian besar titik api yang terpantau berada di bagian bawah gambut. "Di bagian permukaan sudah padam, tetapi di bagian bawah masih membara dan mengeluarkan asap," lanjut alumnus UGM itu. Kedalaman gambut berkisar antara lima sampai 10 meter.
Jarak pandang (visibility) rata-rata di Riau empat hari terakhir mencapai 7-10 kilometer. Di Pekanbaru, jarak pandang mencapai 8 kilometer, Pelalawan 5 kilometer, Dumai 7 kilometer, dan Rengat 7 kilometer.
Sebagian besar kualitas udara juga sudah membaik. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) rata-rata kurang dari 100 psi (baik). Kecuali di Bangko (151 psi), Perawang (151 psi), Duri Field (138 psi), Libo (130 psi), dan Dumai (107 psi). Di lima daerah tersebut, kualitas udara masuk kategori sedang.
Selain menggunakan TMC, BNPB juga menggunakan metode water bombing. Hingga saat ini, total water bombing sudah dilakukan 1.931 kali menggunakan delapan helicopter. Ditambah dengan pemadaman dari darat, total area yang dipadamkan mencapai 19.868 hektare.
Sutopo menambahkan, hingga saat ini Polda Riau telah menangani 49 laporan kasus pembakaran lahan dan hutan. Total tersangka mencapai 82 orang ditambah satu korporasi, yakni PT Nusantara Sagu Prima. Dua kasus di antaranya telah dinyatakan siap disidangkan dengan tersangka mencapai 14 orang. (byu)
BACA JUGA: Puting Beliung Hancurkan 11 Rumah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dugaan Suap di Pilwagub Babel Dilaporkan ke KPK
Redaktur : Tim Redaksi