jpnn.com, HALMAHERA UTARA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 61 kali gempa terjadi di Halmahera Utara, Maluku Utara, dalam dua hari terakhir sejak 8-10 Januari.
"Jika melihat pola aktivitasnya, gempa Halmahera Utara ini dapat mengarah kepada aktivitas swarm," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Senin (10/1).
BACA JUGA: Gempa Bermagnitudo 5,2 Guncang Halmahera Utara
Daryono menjelaskan gempa swarm merupakan serangkaian aktivitas gempa dengan magnitudo relatif kecil dengan frekuensi kejadiannya sangat tinggi berlangsung dalam waktu yang relatif lama di wilayah sangat lokal.
BMKG mencatat dalam dua hari terakhir terjadi empat kali gempa signifikan di Halmahera Utara, yaitu pada Sabtu (8/1) dengan magnitudo 5,1.
BACA JUGA: Kota di Australia Utara Ini Rasakan Getara Gempa 7,3 SR di Laut Banda
Kemudian pada Minggu (9/1) magnitudo 4,5, dan Senin (10/1) terjadi dua kali dengan magnitudo 5,2 pukul 04.27 WIB dan magnitudo 5,4 pada pukul 04.59 WIB.
Gempa paling kuat yang terjadi pada Senin pagi memiliki magnitudo 5,4 dengan episenter terletak pada koordinat 1,52 derajat Lintang Utara (LU)– 127,86 derajat Bujur Timur (BT), tepatnya di darat dengan kedalaman 10 km.
BACA JUGA: Update Gempa Terkini di Maluku Barat Daya, Begini Kondisi Masyarakat
Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, dugaan sementara gempa Halmahera Utara magnitudo 5,4 merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif dengan mekanisme pergerakan mendatar (strike-slip-fault).
Dampak guncangan gempa ini dirasakan kuat di Kao, Tobelo Barat, dan Tobelo dalam skala intensitas IV MMI, sedangkan di Sofifi dan Galela dalam skala intensitas III-IV MMI, dan di Ternate, Wasile dan Halmahera dalam skala intensitas Timur III MMI.
Rentetan gempa yang terjadi dilaporkan menyebabkan terjadinya kerusakan pada beberapa bangunan rumah warga Desa Soa Maetek, Kecamatan Kao Barat, Kabupaten Halmahera utara.
Wilayah Halmahera Utara merupakan daerah rawan gempa.
Catatan sejarah gempa kuat yang pernah terjadi di wilayah terdekat pusat gempa ini adalah peristiwa gempa merusak di Halmahera Utara pada 14 Oktober 1944 dengan magnitudo 6,6 pada kedalaman 15 km.
Gempa kerak dangkal ini memicu kerusakan hingga skala intensitas VII MMI.
"Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," pesan Dariyono.
Dia juga berpesan kepada masyarakat untuk tidak menempati bangunan yang sudah rusak atau rusak sebagian diakibatkan oleh gempa.
Sebab, jika terjadi gempa susulan signifikan dikhawatirkan rumah tersebut dapat roboh. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi