jpnn.com, JAKARTA - Pelepasan 6.296 guru garis depan (GGD) berstatus CPNS ke daerah pengabdian oleh Mendikbud Muhadjir Effendy, Selasa (12/9), membuat ratusan ribu honorer kategori dua (K2) kecewa berat.
Mereka menuding pemerintah ingkar janji karena bukannya mengangkat guru-guru yang sudah lama mengabdi menjadi CPNS. Namun, malah mengisi kekurangan guru di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) dengan guru-guru muda.
BACA JUGA: Belum Diputuskan, Guru Garis Depan 2018 jadi PNS atau P3K
"Honorer K2 jelas kecewa, karena yang diangkat itu tidak termasuk honorer K2," kata Ketua Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Sumatera Selatan Syahrial kepada JPNN, Rabu (13/9).
Dia mengungkit janji pemerintah akan menyelesaikan masalah honorer K2, tapi hingga saat ini belum ada kejelasannya. Malah pemerintah memerioritaskan GGD dan membuka lowongan CPNS dari jalur umum.
BACA JUGA: Kisah Guru Garis Depan, Berharap dapat Jodoh agar Betah
"Kebijakan pemerintah akan membuat honorer K2 seluruh Indonesia tersakiti. Sikap kami akan diputuskan 16-17 September di Yogjakarta," tuturnya.
Dia menambahkan, pemerintah terus menerus mengeluarkan kebijakan yang merugikan honorer K2.
BACA JUGA: Mendikbud Berharap Guru Garis Depan Tak Pulang
Padahal selama ini yang menjalankan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah termasuk wilayah terpencil adalah honorer K2. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 5.897 Guru Garis Depan Berangkat ke Tempat Tugas
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad