63 Persen Anak Alami Kasus Kurang Gizi

Minggu, 15 Juli 2018 – 20:38 WIB
Infus. Foto: dok JPG

jpnn.com, SURABAYA - Masalah gizi masih menjadi perhatian berbagai pihak. Baik itu kelebihan maupun kekurangan. Khususnya, anak-anak. Sebab, hal itu bisa mengganggu pertumbuhan dan perkembangan mereka.

''Dari hasil analisis Kementerian Kesehatan, ternyata masalah utama penyebab gizi kurang adalah pola asuh yang salah,'' ujar Direktur Akademi Gizi Surabaya Andriyanto dalam acara Fun Seminar & Gathering Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Surabaya di Kenjeran Park.

BACA JUGA: Ratusan Anak Kurang Gizi di Jakut, Ini Reaksi Anies

Sebanyak 63 persen dari kejadian gizi kurang ternyata karena pola asuh yang salah.

Sedangkan yang disebabkan kemiskinan hanya 23 persen. Artinya, mereka yang mengalami gizi kurang tidak hanya orang miskin.

BACA JUGA: Cegah Anak Indonesia Kerdil, Fokus Perbaikan Gizi

Tetapi, juga orang kaya yang memiliki pengetahuan kurang terkait gizi. Contoh yang sederhana, pemberian makanan pendamping ASI.

Bayi usia 8-9 bulan memiliki kebutuhan gizi lebih banyak jika dibandingkan dengan usia 7 bulan.

Selain ASI, mereka membutuhkan tambahan zat lain untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak.

''Protein hewani sudah bisa ditambahkan pada usia ini. Tetapi, kadang masih ada yang hanya memberikan bubur saja tanpa tambahan lauk atau hanya tambah tahu dan tempe,'' tambahnya.

Salah satu agen yang bisa membantu dalam mengubah perilaku itu para ahli gizi di puskesmas. Mereka menjadi lini pertama penyelesaian masalah gizi di masyarakat.

Sebab, para ahli gizi itulah yang sering bersentuhan langsung. ''Apalagi, sekarang petugas gizi puskesmas juga mulai memberikan layanan gizi kepada pasien dengan penyakit tidak menular, seperti diabetes dan hipertensi,'' lanjut Andri. (dwi/c4/dio/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler