638 Kasus DBD di Batam selama 2018, Dua Orang Meninggal

Kamis, 31 Januari 2019 – 23:59 WIB
Seorang pasien penderita Demam Berdarah Dengue menjalani perawatan di sebuah rumah sakit. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com, BATAM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam kembali mengingatkan warga untuk serius dalam menjaga kebersihan rumah dan lingkungan tempat tinggal guna mencegah berkembangnya nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kepala Dinkes Didi Kusmarjadi mengatakan berbagai kegiatan pencegahan seperti memantau jentik nyamuk di beberapa daerah atau wilayah yang ditemukan DBD.

BACA JUGA: Demam Berdarah, Permintaan Trombosit Naik 300 Persen

"Pemantauan ini langkah dini menjegah perkembangan nyamuk. Seluruh kader sudah menjalankan ini," kata Didi, Rabu (30/1).

Pemantauan jentik nyamuk dilakukan di tempat penampungan air atau tempat tegenangnya air seperti pot bunga, dispenser, bak mandi dan tempat yang dirasa bisa menjadi sarang nyamuk.

BACA JUGA: Jangan Terkecoh, Ketahui Gejala Demam Berdarah yang Sangat Umum

"Kami kan sudah punya program juga satu rumah satu jumantik. Ini juga bisa membantu mencegah nyamuk penyebab DBD berkembang," ujarnya.

Selama tahun 2018 lalu, sedikitnya 639 orang positif menderita DBD dan dua meninggal dunia. Semua warga harus membantu menjaga kebersihan agar tidak terjadi kejadian luar biasa (KLB).

BACA JUGA: Kenali Bahaya Demam Berdarah pada Ibu Hamil

"Jangan sampai KLB lah, untuk itu semua harus membantu," sebutnya.

Pihaknya juga sudah melakukan penyemprotan dibeberapa lokasi yang ditemukan kasus DBD. Didi mengungkapkan pengasapan ini bukan cara yang terbaik untuk membunuh nyamuk penyebab DBD.

"Yang paling bagus itu 4M plus. Fogging ini dilakukan kalau sudah ada korban yang ditemukan tapi cara ini tidak efektif. Sebab nyamuk semakin bertahan jika kena fogging," bebernya.

Dia menyebutkan warga juga harus cepat tanggap mengenali ciri- ciri demam berdarah. Didi menyebutkan ciri awal DBD diantaranya nyeri dibagian punggung, sendi dan tulang, hilang selera makan, kelelahan atau panas dingin, mual serta muncul ruam-ruam merah pada kulit.

"Jika ada anggota keluarga yang memiliki ciri- ciri tersebut segera bawa ke pusat layanan kesehatan agar bisa ditangani dengan cepat," imbaunya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Tiban Baru, Ana Hasina mengatakan bulan ini ada satu orang yang ditemukan positif menderita DBD di Tibanlama. "Baru satu yang ditemukan. Kami dan kemarin sudah lapor juga dan dilakukan fogging," lanjutnya.

Selain fogging atau penyemprotan, pihaknya juga melakukan pemberian obat pembunuh bibit nyamuk (Abate) kepada warga sekitar rumah penderita. Ia menjelaskan kalau ditemukan kasus warga harus segera melakukan gotong royong berupa membersihkan lokasi rumah korban, fasum hingga lingkungan sekitar rumah korban.

"Kalau fogging itu kan di dinas. Kalau kami pemberian abate hingga pemantauan jentik nyamuk sebagai langkah pencegahan," terang Ana.

Pihaknya selalu berkoordinasi dengan perangkat RT/RW hingga lurah setempat untuk menggelar kegiatan gotong royong. "Biasanya kami Sabtu atau Minggu juga turun Goro. Jadi semuanya harus terlibat untuk pencegahan DBD ini," tutupnya. 

Untuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah di Batuaji mencatat ada 72 pasien terserang penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) di tahun 2018. Dua di antaranya anak-anak dan dewasa meninggal dunia akibat sengatan nyamuk aedes aegpty tersebut, Rabu (30/1).

Kepala Layanan Medik RSUD,Ratna Irawati mengatakan selama 2018 lalu ada 47 pasien yang di rawat di RSUD karena penyakit DBD, serta terdapat enam pasien yang terserang Dengue Shock Syndrome (DSS). Kasus kematian DBD pada umumnya karena keterlambatan penangaan saat pasien sudah mengalami DSS.

"Biasanya ditandai dengan dengan suhu tubuh di bawah normal, nadi dan tensi menurun, dan trombosit menurun drastis yang menyebabkan pendarahan di dalam,"katanya, Rabu (30/1).

Untuk tahun 2019 ini, RSUD merawat satu orang pasien yang terjangkit DBD.

"Pasien yang saat ini dirawat di RSUD adalah pasien rujukan, bisa saja rujukan nya tidak ke sini, tetapi untuk itu kita semua harus tetap waspada. Jaga kebersihan lingkungan serta ikuti petunjuk-petunjuk pencegahan penyakit DBD yang ada,” jelasnya

Menurutnya di musim penghujan yang masih saja melanda kota Batam saat ini masih memberikan peluang tersebarnya penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegpty tersebut.

Sedangkan di puskesmas Seilekop, Kepala Puskesmas Seilekop, Erizal mengatakan "Tercatat di bulan Desember tahun lalu sekitar 10 orang terjangkit DBD diantaranya adalah anak-anak. Namun, pasien sudah di rujuk ke Rumah Sakit guna proses pemulihan lebih lanjut," singkatnya.(jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ancam Sebar Video Panas, Napi Lapas Bandung Peras Janda di Batam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler