650 Siswa Papua, Papua Barat, dan 3T Ikut Program Afirmasi Pendidikan Menengah

Minggu, 16 Juli 2017 – 18:33 WIB
Muhadjir Effendy. Foto: JPG/dok.JPNN.com

jpnn.com, JOGJA - Membantu pemerataan kualitas pendidikan khususnya bagi anak-anak Papua dan Papua Barat serta daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melaksanakan program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM).

Mereka disiapkan agar memiliki kemampuan belajar yang setara dengan sebagian besar anak-anak di Pulau Jawa dan Bali.

BACA JUGA: Ini Dia Jadwal IPhO 2017 di Jogjakarta

Data Kemendikbud menyebutkan, sebanyak 350 siswa terbaik Papua dan 150 siswa terbaik Papua Barat dalam program ADEM tahun ini akan bersekolah di berbagai wilayah di Pulau Jawa kecuali Provinsi DKI Jakarta.

Sedangkan 150 siswa yang berada di daerah 3T akan bersekolah di sekolah terbaik di ibukota provinsi mereka masing-masing.

BACA JUGA: Mendikbud Janji Bangun SMK Maritim di Bengkulu

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy menyampaikan, siswa program ADEM ini bukan sekadar mengikuti program pemerintah melainkan sedang berjuang mengubah nasib bangsa Indonesia agar lebih baik di masa mendatang.

"Dimanfaatkan betul peluang ini untuk kesempatan kamu semua meningkatkan status sosial. Pemerintah sekarang sedang memerhatikan wilayah Indonesia timur terutama Papua," ujar Menteri Muhadjir pada acara Penyerahan Siswa Program ADEM Papua dan Papua Barat Kelas X Tahun Pelajaran 2017/2018 di Jogjakarta, kemarin.

BACA JUGA: Peserta IPhO 2017 Dikarantina 4 Hari

Dia mengimbau, para peserta program ADEM untuk menjaga adat dan kebiasaan di daerah penempatannya aerta menghindari pengaruh-pengaruh negatif di daerah tersebut.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad mengungkapkan, sejak penyelenggaraan program ADEM lima tahun lalu terdapat dua angkatan yang telah lulus.

Sebanyak 412 siswa lulus tahun pelajaran 2015/2016 dan 415 siswa lulus tahun pelajaran 2016/2017.

"Siswa yang tidak lulus karena sakit, tidak betah sehingga kembali ke tempat asalnya, dan meninggal dunia karena kecelakaan dan lainnya," terang Hamid. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... International Physics Olympiad 2017 Perkuat Pendidikan Karakter


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler