65.500 Pensiunan Dokter dan Perawat Diminta Kembali Bekerja, Lawan Corona!

Sabtu, 21 Maret 2020 – 06:19 WIB
Ilustrasi penanganan pasien virus Corona. Foto: Antara

jpnn.com, LONDON - Kekurangan tenaga medis untuk mengatasi serangan virus corona (COVID-19), Pemerintah Inggris membujuk 65.500 mantan perawat dan pensiunan dokter untuk kembali bekerja.

Keterangan Kementerian Kesehatan Inggris mengatakan, mahasiswa kedokteran tingkat akhir juga akan dikerahkan oleh otoritas terkait.

BACA JUGA: Dari Ruang Isolasi, Bima Arya Sampaikan Pesan Serius untuk Masyarakat

Selagi virus mewabah di seluruh dunia, pemerintah, perusahaan dan investor dihadapkan pada krisis kesehatan terbesar sejak pandemi flu pada 1918. Saat itu, masyarakat dunia panik dan sektor keuangan terdampak cukup parah.

Mahasiswa kedokteran dan keperawatan tingkat akhir mendapat tawaran untuk mengisi peran sementara sebagai tenaga medis untuk memperkuat kapasitas garda terdepan layanan kesehatan di Inggris.

BACA JUGA: Apakah Bima Arya Akan Dinonaktifkan sebagai Wali Kota? Ini Jawaban Pejabat Kemendagri

"Kami tidak dapat melakukan ini semua sendiri, saya pun meminta agar seluruh pensiunan perawat untuk menyumbangkan keahliannya dan pengalamannya demi menanggulangi pandemi ini, karena saya tak meragukan kemampuan kalian untuk menyelamatkan nyawa pasien," kata Ruth May, kepala badan keperawatan Inggris.

Dewan Bidan dan Perawat Inggris menulis surat ke lebih dari 50.000 perawat yang izin profesinya telah kedaluwarsa dalam tiga tahun terakhir.

BACA JUGA: Menkes Terawan Minta Maaf, Harif Fadilah: Yang Penting Sudah Ada Pengertian

Sementara itu, Dewan Kedokteran Umum juga menulis surat kepada 15.500 pensiunan dokter yang tidak lagi bekerja sejak 2017.

Layanan kesehatan di Inggris menyediakan tambahan 30.000 ranjang dengan menunda operasi yang tidak mendesak serta menempatkan unit perawatan di sejumlah komunitas. Alhasil, mereka yang sehat dapat segera dipulangkan.

Otoritas terkait juga akan menggunakan 10.000 ranjang medis tambahan di rumah sakit komunitas dan independen. (antara/Reuters/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler