jpnn.com, GAZA - Organisasi Save the Children menyambut baik kabar gencatan senjata. Meski begitu, organisasi tersebut meminta negara-negara lain untuk memerhatikan dampak peperangan terhadap anak-anak.
Direktur Save the Children Palestina Jason Lee mengungkapkan sengitnya perang antara Israel dan Hamas dalam 11 hari terakhir menewaskan 65 anak-anak di Gaza dan dua di Israel.
"Mengakhiri pertempuran tidak berarti mengakhiri penderitaan anak-anak," kata Lee, dilansir dari Al Jazeera, Jumat (21/5).
Menurutnya, anak-anak mengalami gangguan mental, emosi, dan fisik akibat peperangan tersebut.
BACA JUGA: Baru Melahirkan, Ibu Ini Terpaksa Membawa 6 Anaknya Menyelamatkan Diri dari Serangan di Gaza
"Langkah-langkah harus diambil untuk mencabut blokade yang selama ini menjadi penyebab tidak terpenuhinya hak-hak anak-anak di Gaza," lanjut Lee.
Untuk diketahui, kesepakatan antara Hamas dan Israel untuk melakukan gencatan senjata dimulai hari ini pada jam yang ditentukan oleh mediator Mesir.
BACA JUGA: Rocky Gerung: Pemerintah Jangan Dungu Soal Palestina-Israel, Ini Bukan Perang Agama
Ribuan orang di Jalur Gaza dan di seluruh wilayah Palestina turun ke jalan untuk merayakan kesepakatan gencatan senjata tersebut.
Menteri Kesehatan Gaza mencatatkan 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak, tewas dan lebih dari 1.900 orang terluka, akibat serangan udara yang terjadi selama pertempuran.
Jumlah korban tewas di Israel tercatat sebanyak 12 orang dengan ratusan orang dirawat karena cedera akibat serangan roket yang menyebabkan kepanikan dan membuat warga mengungsi. (mcr9/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Dea Hardianingsih