JAKARTA – Ketua DPR Marzuki Alie mengakui kemiskinan masih mendera negeri ini kendati sudah 67 tahun merdeka. Ia menyatakan, kendati sudah ada kemajuan di berbagai bidang namun tetap saja kemiskinan tak bisa dihapuskan.
“Utamanya, persoalan kemiskinan yang masih masih terus dirasakan,” tegasnya, Rabu (15/8), kepada wartawan, di Jakarta. Menurutnya, persoalan kemiskinan bukan hanya berkaitan dengan kesenjangan pendapatan. Yang lebih kompleks lagi, katanya, kemiskinan juga menyangkut ketidakberdayaan, ketiadaan pengetahuan dan ketrampilan, serta kelangkaan akses pada modal dan sumberdaya.
“Namun demikian, hendaklah dipahami bahwa kemiskinan ini juga bisa sebagai akibat dari faktor-faktor lain yang saling berhubungan sehingga menimbulkan pemahaman yang krusial, mana yang lebih dahulu seperti antara telor dan ayam, antara miskin dan bodoh,” katanya.
Mantan Sekjen Partai Demokrat itu mengatakan, setidaknya ada dua faktor utama yang menjadi penyebab kemiskinan selain faktor bencana alam atau kemiskinan alamiah. Dua penyebab itu adalah faktor struktural dan faktor kultural.
Dalam perspektif struktural, Marzuki menjelaskan, rakyat menjadi miskin karena kebijakan negara yang kurang memihak kepada masyarakat miskin. Kemiskinan, kata dia lagi, juga terjadi karena terjadinya disfungsi negara dalam menjalankan perannya.
“Dengan fungsi distributifnya, negara mestinya berkewajiban dalam membantu mereka yang termarjinalkan oleh mekanisme pasar dalam kehidupan rezim ekonomi pasar dan atau rezim ekonomi yang kapitalistis,” katanya lagi.
Dicontohkannya, banyak usaha rakyat yang bangkrut karena tidak mampu bersaing dengan barang-barang impor baik dalam segi kualitas maupun dari harga. Kata dia, hampir semua potensi sumberdaya ekonomi dikuasai para pemilik modal. “Sedangkan rakyat hanya menjadi penonton,” tegasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR dan Pemerintah Segera Tetapkan Indirect Cost BPIH
Redaktur : Tim Redaksi