jpnn.com, NGAWI - Warga Desa Sidolaju, Ngawi, Jatim mengalami keracunan masal. Jumlah korbannya mencapai 69 orang.
Belasan korban masih menjalani perawatan intensif di sejumlah puskesmas dan rumah sakit di Ngawi.
BACA JUGA: Habis Makan Soto, Puluhan Siswa di Sumbar Keracunan
Penyebabnya, Minggu lalu (15/10) mereka menyantap makanan yang disajikan dalam acara kenduri di rumah Kamini, warga setempat.
"Mungkin jumlah (korban, Red) bisa lebih. Kalau tidak salah, yang diundang sekitar 100 orang," ungkap Lina Indarwati, korban dugaan keracunan yang ditemui di Puskesmas Walikuku.
BACA JUGA: Aduhhh..Keracunan Massal setelah Makan Lontong
Lina sengaja berobat ke Puskemas Walikukun kemarin pagi setelah rasa mual dan pusing yang dirasakan sejak Minggu malam tidak juga membaik.
Bahkan, tubuhnya semakin lemas. Padahal, Lina sudah mengonsumsi obat dari apotek hingga air kelapa untuk mengobati keluhan yang dirasakannya.
BACA JUGA: Makan Sambil Live di Medsos, Eh Si Cantik Malah Keracunan
''Badan terasa lemas setelah sering keluar masuk kamar mandi untuk buang air besar," imbuhnya.
Ternyata kondisi tersebut juga dirasakan sejumlah warga lain.
Enam warga Desa Sidolaju yang memeriksakan diri di Puskesmas Walikukun mengalami keluhan yang sama.
Mereka adalah Sri Wulandari, Devi Cantika, Cindy Reliana, Muhammad Farel Gibran, Alvin, dan Mulyani. Begitu pula puluhan warga lain.
"Ada yang berobat ke Puskesmas Kauman, Puskesmas Sambirejo, dan RS Widodo serta dirawat di rumah,'' tutur Lina.
Menurut dia, rasa mual tersebut muncul setelah dirinya makan makanan kenduri dari suaminya selepas Isya, sekitar pukul 20.00.
Bingkisan kenduri itu terdiri atas puding, lumpia, onde-onde, sus, dan kue stik.
Sekitar setengah jam setelah menyantap puding dan lumpia, dia mulai merasa mual, pusing, dan mulas.
"Padahal, saya makan sedikit puding dan lumpia. Nggak habis karena nggak enak," kata dia.
Hal senada diungkapkan Sri Wulandari, korban dugaan keracunan lainnya.
Menurut dia, gejala keracunan kali pertama justru dirasakan putrinya, Devi Cantika.
Devi minta dijemput bapaknya di sekolah karena mual, pusing, dan mulas yang tidak tertahankan.
"Ternyata, malamnya giliran saya yang merasakan mual dan pusing. Padahal, saya makan sedikit, disuruh coba waktu dikasih anak saya. Bapaknya justru tidak makan,'' ungkap Sri.
Setelah ada laporan tentang dugaan keracunan tersebut, pihak Dinas Kesehatan Ngawi bersama polisi melakukan pendataan.
Berdasar data sementara yang diperoleh, jumlah korban mencapai 69 orang.
Mayoritas warga Dusun Sidorejo dan Ngrampal. Sebanyak tujuh orang dirawat di Puskesmas Walikukun.
Dua orang lain dibawa ke Puskesmas Kauman. Di Puskesmas Sambirejo, dua orang mendapat perawatan gara-gara keracunan tersebut.
Sementara itu, di RS Widodo, ada satu pasien korban keracunan tersebut.
"Tapi, yang tidak dirawat atau rawat jalan banyak. Hampir satu RT kena semua,'' terang Kasi Kesehatan Lingkungan Kerja Makanan-Minuman dan Olahraga Dinkes Ngawi Muhadi Nanang Sucipto.
Dia menyatakan bahwa kasus tersebut masuk kategori kejadian luar biasa (KLB). Alasannya, korban yang ditimbulkan mencapai puluhan.
Sementara itu, Kusminato, perwakilan pihak yang menggelar kenduri, menyatakan sudah mengetahui laporan dugaan keracunan itu.
Namun, dia mengaku tidak sengaja. Sebab, jajanan tersebut bukan masakan keluarganya.
Jajanan itu dipesan dari salah satu katering di kawasan Kota Ngawi.
Bahkan, Kusminato menyatakan bahwa dua kerabatnya pun jadi korban keracunan. (odi/ota/c11/diq/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Usai Keliling, Tiga Keluarga Keracunan
Redaktur & Reporter : Natalia