7 Kiat Menjaga Kesehatan Mental Sebelum Operasi

Minggu, 29 Desember 2019 – 19:40 WIB
Ilustrasi dokter. Foto: Pixabay

jpnn.com - Beberapa kondisi membuat seseorang harus menjalani operasi, dan wajar itu bisa menimbulkan rasa cemas atau takut. Namun, ada saatnya rasa kecemasan tersebut memburuk, sehingga berpotensi menimbulkan masalah.

Tarik napas dan tenangkan diri, ada cara untuk menjaga kesehatan mental jelang operasi.

BACA JUGA: 5 Manfaat Merayakan Natal Bersama Keluarga Bagi Kesehatan Mental

Kecemasan sebelum operasi (preoperative atau preoperational anxiety) sangat umum ditemui. Kondisi ini digambarkan sebagai stres yang tidak menyenangkan, kegelisahan, atau ketegangan akibat rasa takut atau keraguan akan hal-hal yang mungkin terjadi selama operasi berlangsung.

Ketika Kecemasan Berkembang Menjadi Masalah Psikis

BACA JUGA: Tren Harbolnas 11.11 dan Efeknya Bagi Kesehatan Mental

Rasa cemas sebelum operasi bisa menjadi masalah psikis ketika ketakutan yang dirasakan begitu besar, sehingga pasien merasakan gejala fisik seperti jantung berdebar, mual, dan nyeri dada.

Kecemasan yang parah, yaitu serangan panik, bisa terjadi saat seseorang yang takut dioperasi terus-menerus memikirkan ketakutannya. Pasien dengan gangguan kecemasan mungkin lebih rentan terhadap rasa cemas sebelum operasi dibandingkan dengan pasien tanpa gangguan tersebut. Namun, pasien yang akan menjalani operasi pertama kalinya juga dapat mengalaminya.

BACA JUGA: Benarkah Facebook Bermanfaat bagi Kesehatan Mental Orang Dewasa?

Cara Mengatasi Cemas Menjelang Operasi

Sebetulnya tidak ada cara pasti untuk mengusir rasa cemas dan takut menjelang operasi. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meredakan rasa cemas yang menyelimuti, demi menjaga kesehatan mental. Apa saja?

1. Persiapkan Hati dan Mental

Masalah medis bisa terjadi dan mungkin operasi adalah satu-satunya cara untuk mengatasinya. Karenanya, persiapkan hati dan mental agar operasi berjalan lancar.

“Dukungan dari pasangan dan keluarga dapat mengurangi ketakutan dan kecemasan sebelum operasi. Jika masih kurang, pasien dapat berkonsultasi dengan dokter tentang kekhawatiran terkait operasi,” kata dr. Alberta Jesslyn Gunardi, BMdSc (Hons), dari KlikDokter.

2. Mencari Tahu tentang Operasi yang Akan Dijalani

Ketahui informasi yang dibutuhkan tentang operasi yang akan dijalani, prosedur, indikasi, risiko, dan informasi penting lainnya. Kata dr. Jesslyn, ini dapat membuat pasien lebih mengerti dan menghilangkan kecemasan. Amannya, hindari pencarian informasi di internet.

Tanyakan kepada dokter bedah, anestesiolog, atau ahli medis lainnya. Anda juga bisa bertanya kepada orang-orang yang pernah menjalani operasi serupa.

3. Laporkan Tanda-Tanda Kecemasan atau Depresi

Menurut studi yang dilakukan oleh Samara State University, Rusia, cemas sebelum operasi dapat berdampak buruk pada hasil operasi. Mulai dari meningkatnya risiko infeksi dan dapat menyebabkan gerakan yang tidak diinginkan saat operasi berlangsung, seperti batuk. Pasien dengan kecemasan juga dapat merasakan nyeri yang lebih berat.

Dengan adanya berbagai kemungkinan tersebut, perawat atau orang-orang yang menemani pasien perlu mengenali tanda dan gejalanya, terutama jika pasien tidak mengungkapkan bahwa dirinya tengah dilanda kecemasan. Akan lebih baik lagi bila pasien memberi tahu bila mengalami tekanan besar.

4. Mengubah Pola Pikir

Intervensi yang difokuskan pada hubungan antara pikiran, emosi, dan perilaku dapat membantu mengubah pola berpikir yang telah memengaruhi tingkat kecemasan sebelum operasi.

Asumsinya, setiap orang punya pikiran beragam mengenai apa yang akan terjadi setelah operasi. Khususnya pada operasi besar, banyak yang khawatir operasinya akan gagal atau kemungkinan buruk lainnya. Akhirnya, itu membuat pasien stres.

Meski terkadang sulit, tetapi usahakan untuk mengubah pola pikir tersebut menjadi positif, untuk mengurangi ketegangan sebelum memasuki ruang operasi.

5. Berikan Kenyamanan Non Verbal

Khusus untuk perawat atau yang menemani pasien, American Academy of Ophtalmology melaporkan, beberapa studi menunjukkan bahwa kenyamanan nonverbal seperti menyentuh bahu atau menggenggam tangan pasien dapat mengurangi kecemasan. Bahkan, ada studi yang juga meneliti kejadian perawat yang terus menggenggam tangan pasien selama prosedur berlangsung.

6. Lakukan Teknik Relaksasi

Tujuan relaksasi adalah agar pasien dapat meningkatkan kontrol terhadap elemen-elemen yang berkaitan dengan kondisi medisnya. Relaksasi dapat meningkatkan kesadaran diri dan mengurangi ketegangan pada saat-saat penuh tekanan, serta memengaruhi aspek fisiologis lainnya seperti tekanan darah, denyut nadi, ketegangan otot, dan pernapasan.

Contoh paling sederhana adalah dengan menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan.

7. Tidur Cukup

Dikatakan oleh dr. Devia Irine Putri dari KlikDokter, operasi besar dapat membuat pasien dalam kondisi stres.

“Karenanya, penting bagi pasien untuk menjaga kondisi tubuh tetap pria, salah satunya adalah dengan tidur cukup setiap hari,” katanya.

Tubuh yang fit akan membuat proses pemulihan operasi lebih cepat. Optimalkan dengan konsumsi makanan bernutrisi lengkap dan olahraga bila memungkinkan.

Pasien yang akan menjalani operasi perlu menjaga kesehatan mentalnya, yaitu dengan melakukan tips di atas agar dapat mengenyahkan rasa cemas, takut, atau stres sebelum menjalani operasi.

Yakinlah bahwa tetap tenang dan sikap optimis dapat berdampak baik pada tindakan bedah yang akan dijalani, serta bisa membantu mempercepat proses pemulihan.(RN/RPA/klikdokter)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler