7 Longest Indonesia: Khansa Syahlaa Taklukkan 3 Puncak Paling Menantang di Sulawesi

Minggu, 09 Januari 2022 – 21:42 WIB
Pendaki Khansa Syahlaa berhasil mendaki tiga puncak gunung yang dikenal paling berat di Pulau Sulawesi. Foto: dok pribadi for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Khansa Syahlaa (15) dan ayahnya Aulia Ibnu bersama tim dari Organisasi Pecinta Alam Kirana Sawerigading berhasil mencapai 3 puncak yang dikenal paling sulit didaki tanah Celebes.

Puncak Gunung Toelangi (3.016 mdpl), puncak Gunung Balease (2.984 mdpl),  dan puncak Gunung Kabentonu (2.886 mdpl) yang terbentang luas di wilayah Masamba dekat perbatasan Sulawesi Selatan dan Suini merupakan rangkaian program "7 Longest Indonesia" atau pendakian dengan 7 rute terpanjang di Indonesia.

BACA JUGA: Ada yang Sudah Rindu Mendaki Gunung? Semeru Dibuka Lagi Bulan Depan

Siswi yang duduk di kelas 1 SMA Labschool Rawamangun, Jakarta Timur ini mengambil rute melalui Desa Bantimurung, kecamatan Bone-bone, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan selama 12 hari yaitu dari 21 Desember hingga 1 Januari 2022.

Mereka berhasil mencapai Puncak Toelangi di hari ke-5 dan Puncak Balease di hari ke 6. Karena memakan waktu belasan hari dengan medan yang sulit dan sumber daya air yang terbatas metode survival dan strategi yang matang diterapkan dalam pendakian ini.

BACA JUGA: Mau Mendaki ke Gunung Gede-Pangrango? Sabar

Seperti menanam logistik dan menampung air hujan untuk minum demi bertahan.

Setelah Puncak Balease dimulailah pembukaan jalur menuju Puncak Kabentonu yang sudah tertutup karena sudah bertahun-tahun lalu (2012) terakhir didaki. Salah satu hal yang tersulit.

BACA JUGA: Pemula Bisa Mencoba Mendaki Gunung Sibayak di Tanah Karo

Dibutuhkan 2 hari hanya untuk membuka jalur menuju camp terakhir yang berjarak sekitar 1,3 km menuju puncak.

Sehingga mereka memutuskan untuk melakukan pendakian tektok.

Summit attack, lalu langsung turun kembali ke camp. Meninggalkan barang-barang di tenda dan hanya membawa yang penting.

Kabut yang sangat tebal membuat proses pembukaan jalur menjadi lebih sulit.  

"Buka jalurnya sih paling berat untuk pendakian ini, rapat banget. Berkabut terus jadi kami mengandalkan GPS dan offline maps. Luar biasa banget deh," kata Khansa.

Pada pukul 15.00 mereka baru sampai di titik Puncak Kabentonu, tetapi ternyata belum sampai di titik tertingginya. Kabentonu sendiri memiliki 4 puncak

Saat itu ada 2 pilihan, turun kembali ke camp dan  kembali besok atau bertahan hingga pagi untuk mencari puncak sejati.

Karena perkiraan Puncak Kabentonu yang tertera di gps dan offline maps hanya sekitar 195 meter lagi, mereka pun memutuskan untuk tinggal.

Bermodalkan 1 tenda, 1 flysheet (pelindung tenda terbuka) dan makanan seadanya untuk dibagi 11 orang.

"Saat itu sih menurutku yang paling seru. Bener-bener praktek survival. Bagaimana caranya bertahan dan pulang selamat bersama-sama. Bermalam dalam kondisi angin yang kencang dan dingin banget kayak menusuk tulang. Tidurnya pun tanpa sleeping bag, matras, pakai baju lapangan yang udah basah dan logistik juga minim. Aku inget 3 minuman sereal, 5 mie instan, wafer, beberapa kaleng susu dan jelly. Tapi semua tuh ngga ada yang nyerah, tekadnya masih kuat banget," ujar Khansa.

Keesokan harinya cuaca cerah dan akhirnya mereka berhasil mencapai puncak Kabentonu pada tanggal 29 Desember 2022 diliputi suasana tangis haru dan bahagia.

Menjumpai ular, bangkai anoa hingga hutan lumut yang menakjubkan.

Sepanjang perjalanan Khansa harus melewati vegetasi yang rapat dan lembab. Membuat belasan pacet penghisap darah kerap hinggap.

Tak hanya itu ia juga sempat menginjak ular berwarna hitam saat di jalur.

Sang ayah Aulia menyampaikan "Kami lagi di jalur, tiba-tiba entah itu ular melintas jadi berpapasan, terinjak sama Khansa. Kejadiannya cepet banget, Alhamdulillah ngga sampai tergigit."

Aulia juga menambahkan mereka sempat menjumpai bangkai anoa yang belum lama mati dan juga telaga yang seakan tak pernah tersentuh.

Hutan lumut yang menakjubkan seperti di negri dongeng juga terhampar indah. Hijau seperti tak pernah terjamah.

Padang savana pun bisa didapati di jalur menuju Puncak Kabentonu. Bunga edelweis dan jamur berwarna-warni mudah pula ditemui di sepanjang rute.

Mereka juga sempat singgah di Danau Karoue yang indah dan sungai Tambuke yang besar di jalur pulang.

Sungai yang disebut penyelamat karena di hari terakhir mereka sudah sangat kelelahan dan nyaris kehabisan air saat tiba di sana.

"Di jalan pulang menuju desa terakhir itu, kami udah capek sekali. Logistik air juga sudah dihemat-hemat banget, ternyata kami sampai juga di sungai besar, Tambuke namanya. Allahu Akbar!  Kami langsung mandi-mandi, minum, istirahat. Alhamdulillah kami jadi kembali bugar," pungkas Aulia sambil tersenyum.

Ekspedisi kali ini merupakanperjalanan 7 gunung dengan jalur pendakian terpanjang di Indonesia yang telah dicapai Khansa.

Pegunungan itu adalah Leuser di Aceh, Argopuro di Jawa Timur, Gandang Dewata di Sulawesi Barat, Gunung Sojol di Sulawesi Tengah, dan Gunung Patah di Bengkulu.

Rata-rata lama penjelajahan sebelumnya bisa mencapai 7 hingga 10 hari di dalam rimba.

Rencananya setelah ini, Khansa akan kembali melakukan pendakian ke Gunung Trikora di Papua sebagai akhir penutup program tersebut. (jpnn)  


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler