jpnn.com, JAKARTA - MENCURI sesuatu yang bukan milik Anda tentu saja bisa membuat kamu berada dalam masalah.
Hal ini karena mencuri merupakan perbuatan kriminal. Namun, ada penyakit mental yang membuat seseorang nekat mencuri tanpa memikirkan akibatnya.
BACA JUGA: Ibu Pengutil Cokelat di Alfamart Viral, Tagar Kleptomania Trending, Apa Sih Artinya?
Kleptomania mengacu pada gangguan kontrol impuls di mana Anda mengembangkan ketidakmampuan untuk menahan dorongan untuk mencuri.
Biasanya, Anda akan memilih barang-barang yang umumnya tidak kamu butuhkan, dan barang-barang tersebut juga cenderung memiliki nilai yang kecil.
BACA JUGA: Waduh, Aurelie Moeremans Sempat Alami Kleptomania
Meskipun ini adalah kondisi yang jarang terjadi, penyakit kleptomania menyebabkan tekanan emosional pada Anda dan orang yang kamu cintai.
Gangguan ini disertai dengan masalah pengendalian diri dalam perilaku dan emosi.
BACA JUGA: Jika Ibu Pengutil Cokelat di Alfamart Kleptomania, Bisa Dipidana?
Ketika Anda memiliki masalah pengendalian impuls, kamu tidak bisa menahan godaan untuk melakukan hal-hal yang berbahaya atau berlebihan kepada Anda atau orang lain.
Selain itu, kondisi tersebut memaksa Anda untuk menjalani kehidupan rahasia yang memalukan karena kamu merasa takut untuk mencari bantuan medis.
Berikut penjelasannya, seperti dikutip laman Webmd.
https://www.webmd.com/mental-health/what-to-know-addicted-stealing?fbclid=IwAR3DWLLmeGSGptJENPJsmIlsaePUG8YzAjuTxRO2YMjJ3EFW2E-IFv0X7GQ.
1. Sistem opioid otak
Kecanduan mencuri atau kleptomania lebih merupakan kondisi psikologis daripada keinginan untuk mendapatkan keuntungan finansial atau materi.
Barang-barang yang Anda curi memiliki nilai yang kecil, dan kamu bisa dengan mudah membelinya jika Anda memutuskan untuk membayarnya.
Ini kontras dengan pencurian kriminal, di mana Anda mencuri barang karena harganya sangat mahal atau karena kebutuhan.
Ketika sistem opioid otak Anda tidak seimbang, kamu mengembangkan dorongan kuat untuk mencuri, disertai dengan kecemasan, gairah, dan ketegangan.
2. Campuran emosi
Setelah mencuri, Anda mendapatkan rasa senang dan lega.
Terkadang, Anda mungkin merasa bersalah atau menyesal setelah tindakan tersebut, tetapi kamu masih tidak bisa mengendalikan keinginan tersebut.
Ketika Anda menderita kleptomania, kamu cenderung mencuri saat sendirian, dan kebiasaan itu spontan.
Sebaliknya, pencurian kriminal direncanakan dengan baik dan mungkin melibatkan orang lain.
Selain itu, setelah mencuri, Anda tidak akan menggunakan barang yang kamu curi dan malah akan memberikannya atau menyimpannya.
3. Gangguan adiktif
Mencuri bisa menyebabkan otak melepaskan dopamin, pemancar yang menyebabkan perasaan senang.
Mencuri merangsang sensasi menyenangkan yang mendorong Anda untuk melakukannya berulang kali sebagai perasaan emosional atau psikologis.
Semakin Anda menikmati kesibukan yang datang dengan pencurian, makin kamu ingin melakukannya untuk mengisi kekosongan emosional atau fisik dalam hidup.
4. Masalah dengan serotonin
Serotonin adalah bahan kimia otak alami yang membantu mengatur suasana hati dan emosi.
Ketika otak tidak memiliki kadar hormon yang cukup, itu menyebabkan Anda mengembangkan perilaku impulsif.
5. Masalah kesehatan mental
Mencuri bisa karena rendah diri, cemburu, depresi, gangguan makan, dan tekanan teman sebaya.
Masalah sosial seperti isolasi dan pengucilan juga bisa menciptakan kekosongan emosional.
Anda mungkin melihat perilaku impulsif untuk membuktikan kemandirian kamu atau mendapatkan kesenangan dari tindakan tersebut.
Terkadang, itu karena Anda ingin bertindak melawan teman dan keluarga.
6. Riwayat keluarga
Memiliki orang penting lainnya seperti orang tua atau saudara kandung dengan gangguan obsesif-kompulsif, kleptomania, atau gangguan penggunaan zat bisa meningkatkan risiko Anda terkena kleptomania.
7. Penyakit mental
Dalam kebanyakan kasus, orang dengan kleptomania juga memiliki penyakit mental lain seperti gangguan kecemasan, gangguan bipolar, atau gangguan makan.
Bisa juga karena gangguan kepribadian atau gangguan penggunaan zat.(fny/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany Elisa