7 Tokoh Layak Bergelar Pahlawan Nasional, Habib Ali Kwitang Selamatkan Bung Karno

Rabu, 08 September 2021 – 09:54 WIB
Wakil Ketua MPR RI H. M Hidayat Nur Wahid mendukung usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada sejumlah tokoh. Ilustrasi Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI H. M Hidayat Nur Wahid mendukung munculnya usulan penghormatan pemberian gelar pahlawan nasional kepada sejumlah tokoh yang telah berjasa menghadirkan Indonesia Merdeka.

Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu juga menyatakan partainya sangat mendukung berbagai usulan untuk pemberian gelar pahlawan nasional kepada para habaib dan ulama, termasuk ulama perempuan, yang berjasa bagi kemerdekaan Indonesia.

BACA JUGA: Abdul Latif Imron Serahkan Berkas Gelar Pahlawan Nasional Syaichona Kholil kepada Risma

“Saya mendukung penuh apa yang diusulkan oleh berbagai pihak agar pemerintah memberikan pengakuan dan gelar Pahlawan Nasional. Juga sebagai pengamalan ajaran Bung Karno: Jas Merah (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah). Perjuangan dan kontribusi mereka untuk hadirkan Indonesia Merdeka, sangatlah nyata,” ujar Hidayat melalui siaran pers di Jakarta, Selasa (7/9).

Dia mengatakan hal tersebut usai menghadiri pertemuan dengan anggota DPRD DKI bersama Forum Silaturahim Majlis Taklim se-Jakarta Pusat.

BACA JUGA: Maju Calon Ketua PWNU DKI, Gus Jazil Usulkan Tiga Ulama Betawi Jadi Pahlawan Nasional

Mereka yang layak mendapat gelar pahlawan nasional itu antara lain:

1. Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi atau yang dikenal dengan Habib Ali Kwitang

BACA JUGA: Bripka Bambang Merusak Citra Polri, Dituntut 6 Tahun Penjara, Kasusnya Lumayan Gede

2. Rahmah El Yunusiah Pendiri sekolah Diniah Putri Padang Panjang

3. KH Muhammad Kholil atau Syaikhona Kholil Bangkalan (Guru bagi KH Hasyim Asyari dan KH A Dahlan)

4. KH A Sanusi, Anggota BPUPK

5. KH Sholeh Darat Semarang

6. KH Bisri Syansuri

7. Mr Kasman Singodimejo (Muhammadiyah, anggota PPKI)

Hidayat Nur Wahid mengatakan, sejarah mencatat dengan tinta emas bagaimana perjuangan dan kontribusi mereka untuk eksistensinya Indonesia Merdeka, seperti Habib Ali Kwitang yang sangat dekat dengan Bung Karno.

Dikatakan, Habib Ali Kwitang membantu dan menyelamatkan Bung Karno dengan memberikan tempat persembunyian di Masjid Kwitang dari kejaran penjajah Belanda dan Jepang.

Bahkan, lanjut HNW, berdasarkan berbagai informasi, Bung Karno sempat ‘nyantri’ dengan Habib Ali Kwitang selama berbulan-bulan atas saran dari tokoh Betawi M Husni Thamrin.

“Habib Ali Kwitang sangat berjasa mendukung kemerdekaan Indonesia dan penyebaran proklamasi kemerdekaan Indonesia di kalangan Umat Islam melalui jaringan para Habaib. Hingga kemerdekaan Indonesia cepat menyebar dan didukung oleh Umat hingga ke Majlis Taklim-Taklim,” ujarnya.

Habib Ali Kwitang, kata HNW, juga pendiri dan pimpinan pertama Majelis Taklim Kwitang yang merupakan salah satu cikal bakal organisasi-organisasi Majlis Taklim di Indonesia, yang ikut berjuang bagi hadir dan eksisnya Indonesia merdeka.

Ditegaskan, HNW yang juga anggota Komisi VIII yang salah satunya membidangi urusan keagamaan dari Dapil Jakarta II ini juga mendukung usulan yang awalnya disampaikan oleh PWNU DKI Jakarta, agar gelar pahlawan nasional juga diberikan kepada Habib Ali Kwitang.

“Karena beliau bermukim di Jakarta, sudah sewajarnya bila tokoh-tokoh di Jakarta ikut memperjuangkan dan mendukung usulan mulia ini,” ujarnya.

PKS sangat mendukung agar pemerintah menganugerahi gelar Pahlawan Nasional kepada para ulama termasuk ulama perempuan, habaib dan bapak/ibu bangsa yang terbukti jasa dan dharmabaktinya untuk Indonesia Merdeka.

“Beliau-beliau itu dan keluarganya tentu tidak meminta pengakuan dari pemerintah, tetapi sudah selayaknya bila kita sebagai bangsa yang menghargai jasa pahlawan, mengakui dan menghormati peran mensejarah mereka,” ujarnya.

Pemberian gelar pahlawan, menurut HNW, juga berfungsi merawat harmoni bangsa dan ingatan kolektif rakyat bahwa Indonesia Merdeka ini adalah warisan dan hasil perjuangan bersama.

Baik oleh kalangan nasionalis kebangsaan maupun nasionalis keagamaan sebagaimana dilakukan oleh para ulama, termasuk yang perempuan, dan habaib.

“Agar selamatlah bangsa dari adu domba dan makin kuatlah kohesi nasional berdasarkan ingatan kolektif atas harmoni dan kontribusi para Pahlawan Bangsa untuk Indonesia Merdeka, sekalipun latar belakang mereka berbeda-beda, latar suku, agama, afiliasi politik, tapi mereka saling menghormati, saling mendukung dan bergotong-royong untuk hadirkan Indonesia Merdeka dan membela eksistensi kemerdekaan Indonesia,” pungkas HNW. (rls /jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler