700 Anjal Berkeliaran di Kota Depok

Senin, 17 Juni 2013 – 03:01 WIB
DEPOK - Pemilik sekaligus pengurus Sekolah Master Terminal Kota Depok, Nurrohim, meminta Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Dinakersos) Depok serius mengatasi masalah Anak Jalanan (Anjal). Sebab, selama lima tahun ini jumlah mereka bertambah dan tidak tertangani. Terlebih mereka merupakan warga Kota Depok asli yang golongan ekonomi lemah dan mayoritas putus sekolah.
    
Keberadaan mereka pun kerap dianggap mengganggu pengendara dan masyarakat saat mengamen. "Kami minta ini diperhatikan, karena Pemkot Depok memiliki program menuju Kota Layak Anak. Keberadaan mereka di jalan itu sangat tidak baik. Apa memang harus kami lagi yang turun tangan mengatasi hal ini," terang Nurrohim kepada INDOPOS, Minggu (16/6).
    
Lebih lanjut Nurrohim mengatakan, pertambahan anjal di Kota Depok setiap tahun mencapai 140 orang anak. Mereka  kerap nongkrong di sejumlah akses jalan yang dipadati pengendara serta angkutan umum. Misalnya di Jalan Depok Lama, Simpangan Jalan Tole Iskandar, Lampu merah Gas Alam, Simpang V Jalan Dewi Sartika, Pertigaan Cinere, hingga pertigaan Jalan Juanda, serta Jalan Margonda Raya.

Para anjal ini terdiri dari laki-laki dan perempuan berusia belasan tahun. Mereka mengamen di angkot dan warung tenda makanan, serta tidur di depan ruko atau pasar.

"Sekarang jumlahnya sudah 700 orang yang berkeliaran di jalan. Sebagian dari mereka sudah kami tarik untuk belajar. Tanggungjawab Pemkot Depok sampai sekarang tidak ada. Jangan hanya duduk menonton dan menikmati anggaran saja," cetusnya.
    
Dia juga meminta Dinakersos Kota Depok melakukan pendataan dan memberikan bantuan kepada anjal ada. Baik itu bantuan pendidikan dan juga keahlian kepada mereka untuk menyalurkan bakat dan minatnya. Hal itu dapat mengurangi keberadaan mereka di jalan dan menunjukan eksistensi Kota Depok yang tengah menuju Kota Layak Anak seperti yang dicanangkan.
    
Koordinator Anak Punk dan Anak Jalanan Sekolah Master, Muhammad Sanusi, 20, menggungkapkan, Kota Depok sangat aman bagi komunitas mereka untuk bermain dan mencari uang. Apalagi, Pemkot Depok melalui Satpol PP tidak pernah melakukan razia anjal seperti di daerah lain.

Namun, yang membuat dirinya sedih adalah jika komunitasnya itu dianggap meresahkan masyarakat, apalagi dituding melakukan kejahatan. "Kebanyakan mereka (para anjal, Red) warga Kota Depok yang tidak mampu. Kami seperti ini juga karena keterbatasan ekonomi. Ya selama bisa dapat duit dengan cara mengamen," ujarnya.(cok/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PNM Jakarta Salurkan Rp 206,15 M ke Usaha Mikro

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler