jpnn.com, GRESIK - Kasus pneumonia (infeksi saluran pernapasan) terus ditemukan pada bayi-bayi di Kota Giri, Gresik, Jatim.
Hingga Februari lalu, jumlah penderita penyakit menular tersebut mencapai 727 bayi.
BACA JUGA: Dari 9 Juta Kematian Balita di Indonesia, 2 Juta Akibat Pneumonia
Pada 2018 ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik menargetkan temuan penderita mencapai 12.990 anak.
Dua kali lipat dari target 2017, yaitu 5.718 anak. Meski begitu, temuan dinkes jauh melebihi target 6.902 anak atau 120,70 persen.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan dr Mukhibatul Khusnah menjelaskan, sistem imunitas yang belum sempurna mengakibatkan bayi rentan terinfeksi oleh bakteri.
Infeksi bisa menyebar ke paru-paru sehingga bayi terserang pneumonia.
''Apalagi, kondisi cuaca dan tingkat polusi udara di Gresik terhitung tinggi,'' ujarnya pada Rabu (2/5).
Selain kondisi lingkungan yang meningkatkan risiko pneumonia, faktor gizi anak ikut berpengaruh.
Misalnya, anak kekurangan gizi maupun tidak mendapatkan air susu ibu (ASI).
Khusnah menyatakan, banyak faktor penyebab pneumonia selain bakteri. Salah satunya, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Meski tergolong penyakit ringan, ISPA tidak bisa dibiarkan. Komplikasi ISPA bisa berujung pada pneumonia. Dampaknya adalah kematian. Jadi, pneumonia tidak boleh dianggap sepele.
Khusnah juga mengingatkan, pneumonia memang rentan anak usia balita. Mereka belum punya kekebalan yang kuat.
Namun, tidak tertutup kemungkinan usia lanjut usia (lansia) juga terserang.
Begitu pula usia remaja. Sebab, pneumonia ini penyakit infeksi paru-paru yang bisa diidap siapa saja. (son/c14/roz/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia