SINGKAWANG - Sekretaris Panitia Imlek dan Cap Go Meh, Bong Cin Nen mengatakan tercatat 747 tatung yang akan berpartisipasi dalam perayaan Cap Go Meh (hari ke-15 Imlek) di Kota Singkawang.
“Pendaftaran sudah kita tutup sejak Minggu (17/2). Total keseluruhan ada 747 peserta,” ujar Bong Cin Nen seperti dilansir Pontianak Post (JPNN Grup), senin (18/2).
Menurut Bong Cin Nen, dari 747 peserta itu sudah termasuk tatung yang menggunakan tandu, tatung miniatur, tatung jalan kaki, arak-arakan, naga dan barongsai.
“Pastinya jumlah keseluruhannya itu sudah termasuk seluruh peserta pawai CGM,” kata Bong Cin Nen.
Disinggung mengenai santunan, Bong Cin Nen memastikan, setiap tatung akan mendapat santunan. Namun pembayaran santunan ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama sebanyak 50 persen pada tanggal 20-21 Februari 2013. Sedangkan untuk tahap kedua, usai kegiatan yakni pada tanggal 25-26 Februari 2013.
“Karena jumlah peserta yang banyak makanya kita berikan santunan dalam waktu dua hari dan dan juga dilakukan dua tahap sebelum dan sesudah acara,” jelasnya.
Kendati demikian, para peserta tatung juga dikenakan sanksi jika sudah menerima santunan namun tidak mengikuti pawai yang sudah ditetapkan panitia. Sanksi yang diberikan, yakni pengembalian dana santunan yang diterima dan dikalikan 100 persen serta dilarang untuk mengikuti pawai pada tahun berikutnya.
“Jika peserta sudah menerima 50 persen santunan yang diberikan ditahap awal, tetapi tidak mengikuti pawai di CGM, makan peserta dikenalan denda. Santunan 50 persen yang diberikan, harus dikembalikan dan dikalikan 100 persen, jadi dua kali lipat. Misalnya menerima santunan Rp1 juta, maka harus dikembalikan Rp2 juta. Sanksi lainnya, dilarang tampil pada pawai ditahun depannya,” jelas Bong Cin Nen.
Ada beberapa kategori yang menerima santunan, diantaranya santunan untuk tatung yang menggunakan tandu Rp3 juta. Untuk tandu miniatur sebesar Rp1,8 juta, untuk jailangkung dengan tandu Rp750 ribu, untuk tatung tanpa tandu Rp300 ribu, jailangkung tanpa tandu Rp450 ribu, untuk grup naga Rp750 ribu dan untuk grup barongsai Rp450 ribu.
Sementara itu, pelaksanaan pawai Tatung dalam Cap Go Meh 2013, rute-nya berubah dari tahun sebelumnya. Termasuk lokasi Panggung Kehormatan yang akan dibangun di Happy Building, Jalan GM Situt.
Rute untuk kegiatan Tatung CGM 2013 pada 24 Februari mendatang, dimulai dari Stadion Kridasana, keluar dari sudut sebelah kanan, menyeberang Jalan Pelita, Yohana Godang, melewati panggung kehormatan, belok kiri ke Jalan Stasiun, Saman Bujang, Simpang Diponegoro belok kanan masuk Jalan Niaga, Budi Utomo, Hasan Saad, Setia Budi, Niaga, Finis di altar dekat patung naga (Jalan Kepol Mahmud).
Tak seperti tahun-tahun sebelumnya persoalan altar atau tempat penyembahan menjadi polemik. Tahun ini, panitia sudah memastikan hanya mendirikan satu altar. Biasanya, Keluarga Besar Umat Budha Tri Dharma, Majelis Tao Indonesia, dan panitia selalu mendirikan altar masing-masing.
"Sejak awal, kita sudah sepakat hanya mendirikan satu altar. Tahun ini kita wujudkan," kata Bong Wui Khong.
Menurut dia, panitia altar Sabtu lalu menggelar, walaupun hujan lebat dan menimbulkan banjir sebagian lokasi, namun tak menyurut niat panitia untuk menggelar pertemuan.
"Pertemuan itu dilaksanakan di Jalan Alianyang di aula Vihara Tri Dharma jumlah mencapai 70 orang. Kami membahas persiapan hari puncak cap go meh dengan penuh kekeluargaan dan keterbukaan. Kami ingin menyukseskannya. Apalagi dihadiri tiga belas duta besar negara-negara sahabat dan tiga menteri.
Tentu ini menjadi kehormatan kami dan kehormatan Pemkot Singkawang," kata mantan anggota dewan ini. Tokoh Tionghoa Singkawang ini juga berharap seluruh kompenen masyarakat bisa menyukseskan perayaan cap go meh yang merupakan event nasional. Chai Ket Khiong mengaku siap menyukseskan pelaksanaan cap go meh. Begitu juga dengan yang lainnya. (mse/zrf/fuz/jpnn)
“Pendaftaran sudah kita tutup sejak Minggu (17/2). Total keseluruhan ada 747 peserta,” ujar Bong Cin Nen seperti dilansir Pontianak Post (JPNN Grup), senin (18/2).
Menurut Bong Cin Nen, dari 747 peserta itu sudah termasuk tatung yang menggunakan tandu, tatung miniatur, tatung jalan kaki, arak-arakan, naga dan barongsai.
“Pastinya jumlah keseluruhannya itu sudah termasuk seluruh peserta pawai CGM,” kata Bong Cin Nen.
Disinggung mengenai santunan, Bong Cin Nen memastikan, setiap tatung akan mendapat santunan. Namun pembayaran santunan ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama sebanyak 50 persen pada tanggal 20-21 Februari 2013. Sedangkan untuk tahap kedua, usai kegiatan yakni pada tanggal 25-26 Februari 2013.
“Karena jumlah peserta yang banyak makanya kita berikan santunan dalam waktu dua hari dan dan juga dilakukan dua tahap sebelum dan sesudah acara,” jelasnya.
Kendati demikian, para peserta tatung juga dikenakan sanksi jika sudah menerima santunan namun tidak mengikuti pawai yang sudah ditetapkan panitia. Sanksi yang diberikan, yakni pengembalian dana santunan yang diterima dan dikalikan 100 persen serta dilarang untuk mengikuti pawai pada tahun berikutnya.
“Jika peserta sudah menerima 50 persen santunan yang diberikan ditahap awal, tetapi tidak mengikuti pawai di CGM, makan peserta dikenalan denda. Santunan 50 persen yang diberikan, harus dikembalikan dan dikalikan 100 persen, jadi dua kali lipat. Misalnya menerima santunan Rp1 juta, maka harus dikembalikan Rp2 juta. Sanksi lainnya, dilarang tampil pada pawai ditahun depannya,” jelas Bong Cin Nen.
Ada beberapa kategori yang menerima santunan, diantaranya santunan untuk tatung yang menggunakan tandu Rp3 juta. Untuk tandu miniatur sebesar Rp1,8 juta, untuk jailangkung dengan tandu Rp750 ribu, untuk tatung tanpa tandu Rp300 ribu, jailangkung tanpa tandu Rp450 ribu, untuk grup naga Rp750 ribu dan untuk grup barongsai Rp450 ribu.
Sementara itu, pelaksanaan pawai Tatung dalam Cap Go Meh 2013, rute-nya berubah dari tahun sebelumnya. Termasuk lokasi Panggung Kehormatan yang akan dibangun di Happy Building, Jalan GM Situt.
Rute untuk kegiatan Tatung CGM 2013 pada 24 Februari mendatang, dimulai dari Stadion Kridasana, keluar dari sudut sebelah kanan, menyeberang Jalan Pelita, Yohana Godang, melewati panggung kehormatan, belok kiri ke Jalan Stasiun, Saman Bujang, Simpang Diponegoro belok kanan masuk Jalan Niaga, Budi Utomo, Hasan Saad, Setia Budi, Niaga, Finis di altar dekat patung naga (Jalan Kepol Mahmud).
Tak seperti tahun-tahun sebelumnya persoalan altar atau tempat penyembahan menjadi polemik. Tahun ini, panitia sudah memastikan hanya mendirikan satu altar. Biasanya, Keluarga Besar Umat Budha Tri Dharma, Majelis Tao Indonesia, dan panitia selalu mendirikan altar masing-masing.
"Sejak awal, kita sudah sepakat hanya mendirikan satu altar. Tahun ini kita wujudkan," kata Bong Wui Khong.
Menurut dia, panitia altar Sabtu lalu menggelar, walaupun hujan lebat dan menimbulkan banjir sebagian lokasi, namun tak menyurut niat panitia untuk menggelar pertemuan.
"Pertemuan itu dilaksanakan di Jalan Alianyang di aula Vihara Tri Dharma jumlah mencapai 70 orang. Kami membahas persiapan hari puncak cap go meh dengan penuh kekeluargaan dan keterbukaan. Kami ingin menyukseskannya. Apalagi dihadiri tiga belas duta besar negara-negara sahabat dan tiga menteri.
Tentu ini menjadi kehormatan kami dan kehormatan Pemkot Singkawang," kata mantan anggota dewan ini. Tokoh Tionghoa Singkawang ini juga berharap seluruh kompenen masyarakat bisa menyukseskan perayaan cap go meh yang merupakan event nasional. Chai Ket Khiong mengaku siap menyukseskan pelaksanaan cap go meh. Begitu juga dengan yang lainnya. (mse/zrf/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengkaderan HMI Dianggap Cenderung Pragmatis
Redaktur : Tim Redaksi