MAKASSAR -- Pengkaderan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mulai memperlihatkan pergeseran nilai. Senior HMI Majelis Penyelamat Organisasi (MPO), Herman Pabau menilai pengkaderan yang awalnya ideologis, menjadi cenderung pragmatis.
Herman mengemukakan penilaiannya di hadapan puluhan kader HMI pada seminar yang mengangkat tema "Menerawang masa depan Indonesia terhadap isu negara gagal" di Aula LPMP Sulsel seperti dilansir FAJAR (JPNN Group), Minggu (17/2).
Menerawang masa depan Indonesia, kata dia, harus dimulai dengan penguatan kader HMI. Alasannya, tidak bisa dipungkiri hampir pada semua level dan kelembagaan negara terdapat kader HMI. Namun, faktanya, bangsa ini tetap terpuruk dan justru berada pada kategori gagal.
Dikatakan Herman, ada beberapa sikap yang sebenarnya tidak bisa dilakukan kader HMI, namun tetap terjadi. Kader HMI baik saat masih berstatus sebagai anggota penuh maupun ketika sudah terjun ke masyarakat, harus menjadi teladan.
"Sekarang ini, pemerintahnya orang HMI. Hakimnya orang HMI, jaksanya orang HMI, pengacaranya orang HMI, penontonnya orang HMI. Kemudian terdakwanya juga orang HMI. Kan aneh kalau begitu. Artinya, pengkaderan dengan memperkuat ideologi tidak berjalan," ucapnya.
Pengamat politik, Aswar Hasan mengatakan, HMI salah satu tumpuan utama generasi penerus bangsa. Itu sebabnya, harus ada perubahan sikap yang terbentuk menjadi karakter.
Masih gagalnya pemerintah mensejahterakan rakyatnya, kata dia, masih terlihat jelas. Bahkan, banyak tokoh-tokoh politik yang diharapkan menjadi peretas kemakmuran, tetapi justru menggunakan saluran politik untuk mendapatkan keuntungan dan melakukan tindakan melanggar hukum. (arm)
Herman mengemukakan penilaiannya di hadapan puluhan kader HMI pada seminar yang mengangkat tema "Menerawang masa depan Indonesia terhadap isu negara gagal" di Aula LPMP Sulsel seperti dilansir FAJAR (JPNN Group), Minggu (17/2).
Menerawang masa depan Indonesia, kata dia, harus dimulai dengan penguatan kader HMI. Alasannya, tidak bisa dipungkiri hampir pada semua level dan kelembagaan negara terdapat kader HMI. Namun, faktanya, bangsa ini tetap terpuruk dan justru berada pada kategori gagal.
Dikatakan Herman, ada beberapa sikap yang sebenarnya tidak bisa dilakukan kader HMI, namun tetap terjadi. Kader HMI baik saat masih berstatus sebagai anggota penuh maupun ketika sudah terjun ke masyarakat, harus menjadi teladan.
"Sekarang ini, pemerintahnya orang HMI. Hakimnya orang HMI, jaksanya orang HMI, pengacaranya orang HMI, penontonnya orang HMI. Kemudian terdakwanya juga orang HMI. Kan aneh kalau begitu. Artinya, pengkaderan dengan memperkuat ideologi tidak berjalan," ucapnya.
Pengamat politik, Aswar Hasan mengatakan, HMI salah satu tumpuan utama generasi penerus bangsa. Itu sebabnya, harus ada perubahan sikap yang terbentuk menjadi karakter.
Masih gagalnya pemerintah mensejahterakan rakyatnya, kata dia, masih terlihat jelas. Bahkan, banyak tokoh-tokoh politik yang diharapkan menjadi peretas kemakmuran, tetapi justru menggunakan saluran politik untuk mendapatkan keuntungan dan melakukan tindakan melanggar hukum. (arm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasien Diduga Keracunan Obat Dokter
Redaktur : Tim Redaksi