jpnn.com - MALANG- Salah satu kendala utama yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah ketimpangan antara jumlah siswa yang berprestasi dan yang tidak. Jumlah siswa berprestasi di Indonesia hanya sekitar 20-25 persen. Sedangkan yang tidak berprestasi sekitar 75 persen.
"Kita jangan bandingkan kualitas pendidikan Indonesia dengan luar negeri. Di dalam negeri saja, ketimpangannya sangat besar. Yang tidak berprestasi jauh lebih banyak," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, Senin (23/5).
BACA JUGA: Asyik...Siswa SMK Happy Tinggal di Rumah Warga
Anies juga membeberkan cara meningkatkan kualitas siswa SMK. Menurutnya, konsep pendidikan kejuruan harus mencakup lima konteks. Yaitu memenuhi kebutuhan masyarakat, dunia kerja, profesional, generasi masa depan, dan pengembangan ilmu pengetahuan.
"Tanpa memenuhi lima konteks itu, akan sulit bagi lulusan SMK bersaing baik dalam negeri maupun luar negeri," ujarnya.
BACA JUGA: Peserta Event Nasional Akan Diinapkan di Rumah Warga
Dia menambahkan, sudah saatnya Indonesia menempatkan diri bukan berhadapan dengan semata-mata kebutuhan dalam negeri, tapi juga dunia. Standar yang dibuat harus tertinggi dan tidak berhenti di satu titik saja.
"Mutu SMK harus terus dibandingkan dengan SMK lainnya (kalau perlu dengan negara luar) dan cari yang terbaik. Jadi jangan cepat puas dengan satu prestasi saja," terangnya. (esy/jpnn)
BACA JUGA: 2020, Proporsi SMK Luar Jawa di Atas 80 Persen
BACA ARTIKEL LAINNYA... Juara LKS SMK Bakal jadi Duta WSC di Abu Dhabi
Redaktur : Tim Redaksi