77 Persen Tenaga Medis di Indonesia Perempuan, Sayang Perannya Masih di Bawah Pria

Kamis, 07 Maret 2024 – 20:49 WIB
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia Lestari Moerdijat saat membuka diskusi publik besutan Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI) dan PT Takeda Innovative Medicines di Hotel JW Marriott, Jakarta, Kamis (7/3). Foto Humas PKJS-UI & Takeda

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia Lestari Moerdijat mengatakan perempuan memiliki peran besar dalam kesehatan masyarakat.

Oleh karena itu, inklusi sangatlah penting dalam upaya optimalisasi penguatan sektor kesehatan. 

BACA JUGA: Fitofarmaka Bukan Obat Tradisional, Tenaga Medis Jangan Ragu Meresepkan kepada Pasien

"Kami berterima kasih kepada penyelenggara, PKJS UI dan Takeda, yang telah mengangkat isu inklusi dalam peringatan Hari Perempuan Sedunia hari ini," tutur Lestari dalam diskusi publik besutan Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI) dan PT Takeda Innovative Medicines di Hotel JW Marriott, Jakarta, Kamis (7/3).

Dia menambahkan saat ini, El Nino yang terjadi berdampak bagi kesehatan masyarakat, khususnya Demam Berdarah Dengue (DBD). 

BACA JUGA: Tenaga Medis Kini Bisa Mencoba Menjadi Seorang Sociopreneur

Masyarakat pun diminta memperkuat pencegahan DBD dengan komprehensif, yaitu 3M Plus dan juga vaksinasi dengue sebagai opsi pencegahan pilihan.

Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KPPPAI) Lenny N. Rosalin memaparkan jumlah perempuan di Indonesia mencapai 49%, atau hampir separuh dari populasi penduduk. Namun, ketimpangan gender masih terjadi hampir di semua lini kehidupan. 

BACA JUGA: Tenaga Medis Pertamedika IHC Layani Pelanggan di 12 Ruas Tol Cikampek hingga Trans Jawa

Dia menegaskan kesehatan masyarakat menjadi komponen kunci bagi Indonesia untuk membangun manusia. Tantangannya, indeks pembangunan manusia (IPM) di beberapa provinsi masih di bawah IPM Nasional. 

"Jika bicara kebjiakan publik, termasuk di bidang kesehatan, maka ada empat hal yang penting untuk diperhatikan, yaitu AMPK - Akses, Manfaat, Partisipasi dan Kontrol," terangnya.

Di keempat aspek ini, perempuan masih di bawah laki-laki, imbuh Lenny. Para perempuan di Indonesia diajak untuk terus belajar, mengasah diri, dan menjadikan setiap tantangan sebagai kesempatan untuk meningkatkan kapasitasnya.

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI Rizka Andalusia mengungkapkan perempuan memainkan peran penting dalam bidang kesehatan. Baik sebagai tenaga kesehatan maupun sebagai penerima layanan kesehatan. 

Data Kementerian Kesehatan 2024 menunjukkan, jumlah tenaga medis di Indonesia mencapai 1,5 juta orang, dan 77% di antaranya adalah perempuan. 

"Dominasi perempuan ini menunjukkan kontribusi besar mereka dalam menjaga kesehatan masyarakat,” ucap Dr. Rizka.

Dia melanjutkan peranan perempuan dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga antara lain melalui pemantauan kehamilan, vaksinasi dan pemantauan tumbuh kembang anak, serta menjaga kebugaran keluarga.

Terutama harus berperilaku hidup sehat agar bisa menjaga kesehatan dirinya, karena perempuan merupakan cerminan dari gaya hidup sehat keluarganya. 

Pada kesempatan ini, Global Head of Access to Medicines, PT Takeda Innovative Medicines Michelle Erwee menegaskan komitmen perusahaan untuk mendorong kepemimpinan perempuan yang menginspirasi inklusi. 

Dia setuju dengan pernyataan bahwa keberagaman adalah sebuah fakta dan inkslusi adalah sebuah tindakan.

Inklusivitas adalah bagaimana menciptakan lingkungan yang dapat mendorong perempuan bertumbuh. 

"Itu inti dari budaya kami di Takeda, dan kami terus mengupayakan inklusivitas untuk menggali potensi seluruh perempuan di Takeda di seluruh dunia," ucapnya.

Ketua PKJS-UI Ir. Aryana Satrya, M.M., Ph.D., mengatakan momentum Hari Perempuan Internasional diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya para perempuan di dunia dan di Indonesia.

Melalui diskusi publik hari ini diharapkan bisa menginspirasi para perempuan di Indonesia, mendorong terciptanya perubahan positif terkait dengan derajat kesehatan di Indonesia. Di samping menggerakkan perempuan Indonesia agar lebih peduli terhadap isu kesehatan. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler