7.700 Ton Pakan Ternak Diekspor ke Filipina

Rabu, 27 November 2019 – 21:20 WIB
Mentan Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor di Jakarta Utara, Rabu (27/11). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo kembali melepas ekspor komoditas pertanian dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi makro.

Kali ini, pria yang akrab disapa SYL melepas ekspor pakan ternak yang merupakan produk olahan gandum ke Filipina sebanyak 7.700 ton di Dermaga 1, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Divisi Bogasari, Jakarta Utara, Rabu (2711).

BACA JUGA: Mentan: Ekspor Olahan Unggas ke Jepang jadi Bukti Indonesia Sudah Besar

Nilai ekspor kali ini mencapai Rp 132 miliar. Dia menilai ekspor ini menjadi bukti Indonesia punya potensi pangan yang sangat menjanjikan.

“Oleh karena itu, Kementan dengan pihak Bogasari memiliki tekad yang sama bisa melakukan sesuatu yang langsung berkontribusi terhadap kesejahteraan rakyat dan kejayaan bangsa ke depan," ujarnya.

BACA JUGA: Mentan Lepas Ekspor Produk Peternakan ke Jepang dan Timor Leste

Pelepasan ekspor tersebut dihadiri Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil, Dirjen Tanaman Pangan Suwandi, Kepala Badan Litbang Pertanian Fadjry Djufry, Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi, Direktur Indofood Fransiscus Welirang, dan Wali Kota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko.

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu menegaskan, ekspor yang dilakukan ini merupakan salah satu bukti bahwa tidak semua gandum menjadi sesuatu yang kebutuhannya hanya untuk impor.

Faktanya, kata dia, hari ini melakukan reekspor dan sudah dibuktikan dengan 50 kapal nilainya Rp 1 triliun lebih. Yang diekspor hari ini merupakan kapal yang ke-50 sebanyak 7.700 ton, nilainya Rp 132 miliar yang diberangkatkan ke Filipina.

"Kegiatan ekspor seperti ini harus dienginering terus sehingga lonjakan ekspor harus tiga kali lipat dari kondisi ekspor saat ini. Tentu saja Kementan bersama pelaku usaha terus melakukan upaya-upaya baik diplomasi bisnis dengan pihak luar negeri maupun kesiapan-kesiapan internal," ujarnya.

Lebih lanjut SYL mengatakan, Kementan bersama seluruh jajaran termasuk pemerintah daerah siap mendukung untuk mengambil bagian. Sebab, ada hal lain bahwa gandum itu tidak hanya dari impor saja dan ternyata dipakai menjadi terigu tapi terigu itu diolah menjadi biskuit dan olahan pangan lainya yang diekspor.

"Seperti itulah cara berpikir kita, kita boleh impor dan impor tidak haram apabila dengan segala daya dan upaya kalau memang tidak ada lagi kemampuan kita dalam negeri. Tetapi impor tidak hanya impor, tapi harus bisa menganginering kehidupan agar lebih baik," katanya.

Namun demikian, SYL menekankan ke depan pihaknya harus menyiapkan kemampuan untuk memproduksi pangan sendiri atau mandiri secara bertahap. Dengan demikian, Indonesia semakin memperkuat ekspor sehingga tidak banyak membicarakan impor saja, tetapi justru ekspor.

"Hari ini kita buktikan ekspor. Bulan Maret nanti akan ada lagi ekspor secara besar-besaran untuk kepentingan lonjakan ekspor yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Semakin kita gencar ekspor, semakin banyak yang bisa dilakukan," tandasnya.

Sementara itu, Direktur Indofood Fransiscus Welirang selaku eksportir mengatakan, ekspor Wheat Bran Pellet oleh Bogasari ke Filipina sampai November 2019 sudah mencapai 58 ribu ton atau senilai hamper Rp 158 miliar. Belum lagi ekspor ke negara lain seperti Jepang, Vietnam, Korea, Thailand, Tiongkok, Timur Tengah.

"Jadi sampai bulan November 2019, diperkirakan total ekspor produk pakan ternak oleh Bogasari akan mencapai 273 ribu ton atau senilai hamper Rp 726 miliar," sebutnya. (cuy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler