Maklum, jika dibandingkan dengan Oktober 2010, jumlah wabin yang positif HIV/AIDS bisa dikatakan meningkat. Sebab, tahun lalu "hanya" ada 687 orang terinfeksi. Rinciannya, mereka yang berobat di dalam Unit Pelaksana Teknis (UPT) ada 629 orang dan 58 lainnya dirawat diluar UPT.
Artinya, secara kasat mata ada peningkatan 154 penderita HIV/AIDS. Meski bisa saja angka itu bertambah dari narapidana yang memang sudah terinfeksi sebelum berada di dalam penjara. "Prevalensi HIV dikalangan narapidana pria adalah 1,1 persen dan wanita 6,0 persen," ujar Dirjen Pas, Sihabudin di Royal Hotel Kuningan.
Lebih lanjut Sihabudin menjelskan kalau angka prevalensi itu berdasar pada data Integrated Biological Behavioral Surveillans (IBBS) 2010 milik Ditjen Pas. Nah, agar upaya menekan angka infeksi baru itu berhasil, Ditjen Pas menggelar workshop pengembangan workplan program penanggulangan HIV-AIDS dan penyalahgunaan narkotika pada Lapas Model.
Menurut Sihabudin, workshop itu perlu dilakukan karena pihaknya yakin kalau kerjasama dan kordinasi yang diikuti dengan penelitan bisa menekan angka infeksi baru. "Tujuan utama, supaya para petugas pemasyarakatan mengenai HIV-AIDS, karena dari tahun ketahun jumlah narapidana/tahanan kasus narkoba terus meningkat," imbuhnya.
Di samping itu, Ditjen Pas juga mencoba mengkombinasikan antara bimbingan dan penegakan hukum bagi wabin untuk mengerem laju pertumbuhan virus HIV. Sedangkan bagi wabin yang sudah terlanjut terinfeksi akan dilakukan rehabilitasi dan pelayanan sosial. Muaranya, bisa mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap wabin positif HIV.
Termasuk didalamnya usaha untuk menurunkan angka kematian akibat AIDS. Usaha untuk menanggulangi HIV/AIDS di dalam Lapasa dan rutan sendiri sudah dilakukan sejak 2005, namun hasilnya naik turun. Meski demikian, United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) memberikan apresiasi karena usaha Ditjen Pas Indonesia termasuk yang terbaik.
"Tidak mudah karena butuh komitmen dan keterlibatan semua unit untuk bisa menanggulangi HIV/AIDS dan penyalahgunaan narkoba di Lapas, Rutan dan Bapas," tegasnya. Itulah kenapa, dalam workshop tersebut Ditjen Pas mengajak delapan UPT yang tergolong memiliki banyak wabin postif HIV/AIDS.
Kedepalan UPT itu adalah, kanwil DKI Jakarta dengan 209 penderita, kanwil Jawa Barat 169 penderita, kanwil Banten 58 penderita, kanwil Jawa Tengah 89 penderita, kanwil Jawa Timur 66 penderita, kanwil DI Yogyakarta 13 penderita, kanwil Bali 22 penderita dan kanwil Kepulauan Riau 14 penderita. (dim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terdakwa Suap DPID Bagi-Bagi Keuntungan
Redaktur : Tim Redaksi