8 Fakta Satu Keluarga Tewas Diracuni Anak Kedua di Magelang, Motifnya Bikin Nyesek

Rabu, 30 November 2022 – 08:56 WIB
Tempat kejadian perkara satu keluarga tewas diracuni pelaku di Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang dipasang garis polisi. ANTARA/Heru Suyitno

jpnn.com, MAGELANG - Misteri kematian satu keluarga di Dusun Prajenan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah terungkap. Mereka tewas diracuni.

Ketiga korban ialah pasangan suami istri Abbas Ashar (58) dan Heri Iryani (54), serta anak mereka Dhea Chairunnisa (24).

BACA JUGA: Satu Keluarga Tewas Diracuni di Magelang, Pelakunya Tak Disangka

Berikut fakta-fakta kasus pembunuhan satu keluarga di Magelang;

1. Tersangka Merupakan Anak Kedua

Polisi telah menangkap dan menahan tersangka dalam kasus pembunuhan satu keluarga itu ialah DD (22).

BACA JUGA: Pak Jokowi Sudah Mengecek Kerutan Wajah dan Rambut Prabowo, Hasilnya Ternyata

Pelaku DD ini merupakan anak kedua dari pasutri Abbas Ashar dan Heri Iryani.

Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Djuhandhani Rahardjo Puro menyebut pelaku mengakui perbuatannya.

BACA JUGA: Giliran Kubu Alvin Lim Mengungkap Sisi Gelap Juristo, Tak Kalah Ngeri

2. Pembunuhan Berencana

Kombes Djuhandhani juga menyampaikan penyidik telah mengantongi barang bukti adanya pembunuhan berencana terhadap ketiga korban.

"Perbuatan (DD) ini dikenakan pasal pembunuhan berencana. Ancamannya bisa seumur hidup ataupun hukuman mati,," kata Kombes Djuhandhani di Magelang, Selasa (29/11).

3. Banyak Kejanggalan

Polisi curiga satu keluarga dibunuh setelah menemukan banyak kejanggalan saat olah tempat kejadian perkara (TKP) dan penyelidikan.

Plt Kapolres Magelang Kota AKBP M. Sajarod Zakun menjelaskan di dalam rumah itu ada empat anggota keluarga.

Kecurigaan penyidik pun mengarah kepada DD, anak kedua dari korban.

"Ada beberapa kejanggalan yang menguatkan kami untuk menduga anak kedua dari korban meninggal dunia sebagai pelaku," kata AKBP Sajarod.

Penyidik lantas menangkap DD untuk menjalani pemeriksaan. Setelah dilakukan gelar perkara, penyidik menetapkannya jadi tersangka dan ditahan.

4. Ditemukan Zat Kimia

Saat olah TKP di rumah korban, penyidik menemukan adanya sisa zat kimia yang diduga digunakan tersangka untuk menghabisi ayah, ibu, dan kakak perempuannya.

Polisi awalnya menduga ketiga korban meninggal keracunan. Namun, bukti-bukti di TKP justru tidak mendukung asumsi tersebut.

"Kejanggalannya, dari TKP yang ada korban meninggal karena keracunan biasanya ada sisa muntahan, tetapi saat kami temukan di TKP klir, tidak ada," tutur Sajarod.

5. Anak Kedua Menolak Autopsi

Kecurigaan polisi makin kuat setelah DD menolak autopsi terhadap jasad para korban, padahal keluarga orang tuanya minta jasad diautopsi.

Akhirnya, penyidik tetap mengautopsi jasad para korban untuk memastikan penyebab kematian mereka.

"Dugaan kami keracunan sehingga perlu diautopsi," ujar AKBP Sajarod.

6. Motif Pembunuhan

Motif tersangka DD meracuni orang tua dan kakaknya pun terungkap.

AKBP Sajarod Zakun mengatakan motif DD melakukan pembunuhan berencana itu karena sakit hati.

Hal itu diketahui penyidik dari pengakuan tersangka dan keterangan warga di sekitar tempat tinggal korban.

Sajarod menyebut tersangka DD sakit hati karena diberi beban untuk menanggung kebutuhan keluarga mereka.

Orang tua DD yang baru pensiun memiliki penyakit sehingga butuh biaya pengobatan.

Versi tersangka, kakaknya yang bernama Dhea Chairunnisa tidak diberi beban untuk menanggung semua kebutuhan keluarga.

"Yang diberi beban anak kedua yang saat ini ditetapkan sebagai tersangka," lanjut perwira menengah Polri itu.

Hal itu membuat pelaku sakit hati sehingga muncul niat menghabisi orang tua dan kakak kandungnya sendiri.

7. Korban Diracuni dengan Zat Kimia

Dari keterangan yang didapat polisi, tersangka DD pada Rabu (23/11) mencoba meracuni para korban dengan memberikan zat kimia sejenis arsenik.

Zat berbahaya itu dicampur tersangka ke dalam dawet, tetapi karena dosisnya terlalu rendah efeknya hanya membuat korban mual-mual.

"Ada dua kali percobaan, pertama sempat membelikan dawet untuk beberapa orang, tidak hanya keluarganya, namun tidak sampai mengakibatkan kematian," beber Sajarod.

Penyidik masih mendalami berapa gram zat beracun yang dibeli secara online itu dipakai tersangka menghabisi satu keluarganya.

Sementara dari pengakuan tersangka, dia mencampurkan dua sendok teh zat kimia ke dalam minuman teh dan kopi yang tiap pagi disajikan sang ibu.

"Kopi dan teh yang sudah dibuat ibunya, ketika ibunya keluar dari dapur, terduga pelaku ini memasukkan zat kimia itu dengan cara mencampurnya," ujar Sajarod.

8. Hasil Autopsi

Kabid Dokkes Polda Jateng Kombes dr. Sumy Hastry Purwanti mengungkap hasil autopsi jasad para korban.

Dia mengatakan korban meminum air yang ada racunnya. Itu terlihat dari saluran napas atas dari bibir sampai lambung yang merah seperti terbakar.

"Para korban minum sesuatu zat beracun dan dari organ otak, jantung, hati, paru ada tanda-tanda racun. Sebab kematian akibat zat yang beracun, ketiganya sama," beber Sumy.

Menurut Sumy, jenis racun yang dipakai menghabisi korban bisa digolongkan sianida, arsenik atau golongan lain.

Hasil autopsi menunjukkan organ yang rusak dari tenggorokan, lambung, usus, hati, jantung, paru, dan otak seperti terbakar.

Proses racun masuk ke pembuluh darah terbilang cepat sehingga mematikan. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yosep Ditemukan Tewas di Rumah Kontrakan, Mulut dan Telinga Mengeluarkan Darah


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler