jpnn.com, KRABI - Delapan orang, termasuk tiga gadis berusia di bawah 15 tahun tewas dieksekusi kelompok bersenjata di Krabi, Thailand, Senin (10/7). Sementara tiga korban lainnya menderita luka serius.
Polisi mengatakan sekelompok pria berjumlah sekitar enam atau tujuh orang, mengenakan pakaian kamuflase militer, menyerbu sebuah rumah sekitar pukul 16.00 waktu setempat. Mereka membawa sepuluh orang sandera dan menunggu pemilik rumah, yang sepertinya menjadi sasaran utama, kembali ke rumah tersebut.
BACA JUGA: Tren Pariwisata Indonesia Ungguli Malaysia, Thailand, dan Singapura
"Sekitar pukul delapan malam pemiliknya tiba, semuanya (korban) diborgol dan ditutup matanya sampai tengah malam. Orang-orang bersenjata kemudian melepaskan tembakan," kata kepala distrik Ao Luek, Chaiwut Buathong kepada AFP, Selasa (11/7).
Enam meninggal di tempat kejadian, dua lainnya meninggal di rumah sakit. "Tiga korban (tewas) adalah anak perempuan berusia di bawah 15 tahun. Tiga lainnya dibawa ke rumah sakit dengan kondisi kritis," katanya.
BACA JUGA: Bule Cantik Ditemukan Meninggal, Separuh Tubuhnya Dimakan Kadal
Sumber dari kepolisian menyebutkan, dugaan awal kasus ini dipicu konflik pribadi.
Wakil juru bicara kepolisian nasional Krissana Pattanacharoen mengatakan kepada wartawan bahwa korban tersebut berasal dari keluarga muslim setempat. "Orang-orang bersenjata tersebut mengaku sebagai pejabat yang ingin memeriksa aktivitas ilegal," ujarnya.
BACA JUGA: Foto Ini Patahkan Rumor Kiatisuk Senamuang Bakal Latih Klub Liga 1
Kepemilikan senjata api sudah biasa terjadi di Thailand. Pertengkaran kecil sering berubah menjadi mematikan. Namun belakangan ini, pembunuhan massal terorganisir sudah jarang dilakukan.
Provinsi Krabi sendiri adalah tujuan liburan yang populer dengan pantai-pantai seperti Ao Nang dan Rai Ley. Di provinsi ini tinggal komunitas muslim yang besar. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-Gara Kesalahan Teknis, Thailand Batal Blokir Facebook
Redaktur & Reporter : Adek