Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaen Ende, Uran Muhidin, mengatakan pasca ditemukan satu sapi yang diidentifikasi tertular Antrax, pihaknya langsung menerjunkan tim ke lokasi kejadian. "Kita setelah mendengar ada warga yang mengalami gejala bentol dan luka akibat beberapa hari sebelumnya menyantap sapi yang sudah mati maka kita langsung terjunkan tim untuk vaksin segala jenis hewan terutama sapi di Desa Detusoko Barat dan Kelurahan Detusoko," sebut Uran.
Dikatakan, sapi yang mati tersebut dikonsumsi oleh 47 KK di desa dan kelurahan tersebut karena dijual pemiliknya. Di Kelurahan Detusoko yakni di Dusun Pemoria, Nuanggela dan Nua baru. Di Desa Detusoko Barat adalah di Dusun Woloone dan Pemonago. Hewan tersebut, katanya, mati pada 20 Februari dan dikonsumsi warga.
Karena itu untuk mengetahui secara jelas tim dari Dinas Peternakan telah turun untuk mengambil sampel berupa daging sapi yang mati tersebut dan tanah dimana lokasi sapi tersebut mati untuk diteliti di laboratorium.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, Agustinus Ngasu melalui Kasi Wabah dan Bencana, Sius Bendu mengatakan, sekira 557 orang yang turut menikamati sapi tersebut tersebar di Desa Detusoko Barat, Kelurahan Detusoko, juga dibagikan kepada keluarga yang ada di Ende, di Seminari Mataloko dan di SPMA Boawae.
Namun, yang mendapat gejala bisul dan luka hingga Jumat (2/3) terdapat kurang lebih 8 orang. Diduga mereka yang pertama kali memotong bangkai sapi untuk dibagi-bagikan. Delapan orang tersebut adalah Petrus Yulius Sari (30), Bone S. Setu (24), Paulus Kola (60), Agustinus Doi (39), Yustinus A. Imu (46) Philipus Lengo (54), Maria Margaretha (47), Roberta Wangu (56).
Mereka mengalami luka-luka dan bisul di sebagian tubuhnya. Kepada mereka sudah ditangani dan diberikan pengobatan dari pihak Puskesmas Detusoko.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, Jumat (2/3) juga sudah menerjunkan tim untuk membantu merawat mereka yang diindikasikan terkena Antrax. Karena itu dirinya berharap kepada warga untuk mengkonsumsi hewan yang sudah mati apalagi mati tidak wajar.
Pada hari yang sama Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan juga terjun langsung ke Detusoko guna melihat perkembangan di lapangan. Ia agar warga dalam mengadakan hajatan harus berkoordinasi dengan pihaknya untuk memeriksa kelayakan dari hewan yang akan disembelih sehingga terhindar dari ancaman penyakit. (kr7/ito/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekspor Kalbar Terus Menurun
Redaktur : Tim Redaksi