jpnn.com - BANJARMASIN – Sekitar 80 orang mahasiswa asal Kalsel yang ada di Mesir, diperkirakan masih dalam kondisi yang baik.
Para mahasiswa tersebut diminta untuk tetap bertahan di apartemen, hingga situasi sudah memungkinkan. Namun para mahasiswa tersebut diminta untuk tetap mengumpulkan stok makanan dan tidak menuju lokasi yang berbahaya.
BACA JUGA: Ban Ki-moon Minta Dunia Optimistis
“Menurut informasi, Alhamdulillah, seluruh mahasiswa asal Kalsel dalam kondisi yang baik-baik saja. Tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Mereka sudah diminta untuk tidak keluar dari apartemen,” ujar Mushaffa Zakir, alumnus 2006 Universitas Al Azhar kepada Radar Banjarmasin (Grup JPNN) kemarin (16/8).
BACA JUGA: Ilmuwan Temukan Mamalia Baru Mirip Kucing dan Beruang
Mushaffa menambahkan, tragedi yang menimpa masyarakat Mesir ini merupakan keberingasan dari junta militer yang ingin menumbangkan presiden Mesir terpilih. Salah satunya adalah dengan pembantaian yang dilakukan dan memakan korban jiwa mencapai 6.000 orang.
“Warga Mesir hanya menuntut keadilan. Kami sebagai alumni hanya dapat memberikan dukungan untuk tetap bertahan,” ujar Anggota Komisi II DPRD Kota Banjarmasin ini.
BACA JUGA: Demi Efisiensi Energi, Gedung Putih Pasang Panel Surya
Mushaffa sendiri turut ikut aksi Komite Kemanusiaan Peduli Mesir yang melakukan aksi long march dari Masjid Raya Sabilal Muhtadin sampai bundaran Hotel Arum. Sekitar 500 orang ikut serta dalam aksi damai yang dilakukan untuk memberikan dukungan kepada masyarakat Mesir ini. Sejumlah alumnus Universitas Al Azhar juga ikut aksi tersebut. Seperti Ustaz Alfian yang merupakan alumnus Fakultas Syariah Al Azhar.
“Apartemen saya itu berseberangan dengan Rab’ah. Jadi saya sangat mengerti bagaimana keadaan di sana. Saya hanya bisa berdoa semoga masyarakat Mesir bisa bertahan,” ujar Alfian.
Sementara itu, kemarin aksi demo solidaritas untuk Mesir digelar di Banjarmasin. Koordinator aksi demo M Fazri mengungkapkan, aksi ini merupakan aksi yang serentak dilakukan di seluruh Indonesia. Aksi ini sendiri mengecam tindakan militer yang ingin mengkudeta presiden terpilih Mohamed Morsi dan melakukan pembantaian terhadap warga Mesir.
“Indonesia harus mengambil tindakan. Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Apalagi ini berdekatan dengan 17 Agustus. Saya minta SBY tidak hanya prihatin, tetapi juga harus bisa mengambil tindakan dengan membawa masalah ini ke Mahkamah Internasional,” ujarnya. (mrn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Geng Perampok Rambut Gentayangan di Venezuela
Redaktur : Tim Redaksi