80 Peserta Eiger MJC 2023 Diasah Kemampuan Menjelajahi Hutan dan Gunung Merbabu

Minggu, 24 September 2023 – 20:40 WIB
Ssebanyak 80 peserta Eiger Mountain & Jungle Course (MJC) 2023 diasah kemampuannya melakukan ekspedisi dan keterampilan penjelajahan di alam bebas melalui pelatihan yang dilaksanakan di kawasan Gunung Merbabu mulai hari ini (24/9) hingga Minggu (1/10) mendatang. Foto: Dokumentasi Eiger Adventure

jpnn.com, KABUPATEN SEMARANG - Eiger Adventure (EIGER) sebagai brand penyedia perlengkapan luar ruang menggelar Mountain & Jungle Course (MJC) 2023.

Kelas dasar untuk penjelajahan gunung dan hutan ini telah memasuki tahun ke-16 penyelenggarannya.

BACA JUGA: Kisah Pendaki Indonesia Menaklukkan Puncak Eiger di Tengah Cuaca Ekstrem

Kali ini berlokasi di Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

General Manager Marketing EIGER Jason Edward Wuysang menyampaikan, sejak pandemi berakhir, terjadi peningkatan aktivitas masyarakat Indonesia untuk berkegiatan di alam bebas.

BACA JUGA: Eiger Women: Let it Out! Perempuan Indonesia Bebas Berekspresi dan Berpetualang

EIGER pun membantu pengguna produknya agar tetap aman dan nyaman menjelajahi Indonesia.

“Agenda tahunan MJC 2023, EIGER mengajak siapapun untuk keluar dari zona nyamannya. Mempelajari pengetahuan dan keterampilan sikap hidup di alam terbuka, mengasah kemampuan tanpa mengabaikan alam, mengenal dan menjaga keindahan alam Indonesia,” kata Jason dalam keterangannya, Minggu (24/9).

Rangkaian acara MJC 2023 akan berlangsung mulai hari ini Minggu (24/9) hingga delapan hari berikutnya (1/10).

Momen ini mempertemukan puluhan pegiat alam bebas dari seluruh Indonesia.

Penanggung Jawab EIGER MJC 2023 Galih Donikara mengatakan peserta berasal dari Sumatra, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku hingga Papua.

Dari total 879 peserta yang mendaftar telah disaring menjadi 80 peserta terpilih, termasuk jurnalis, juga influencer sosial media yang khusus diundang untuk mengasah keterampilan penjelajahan di alam bebas.

“Tujuan dari acara ini, puluhan peserta akan mendapatkan berbagai materi dan pelatihan tentang merancang suatu ekspedisi dan petualangan di alam terbuka," terang Galih.

Galih menyebut materi pelatihannya, berupa manajemen perlengkapan dan perbekalan, zero waste adventure, dokumentasi ekspedisi, membangun jaringan komunikasi, navigasi darat, penanganan medis kala darurat, sampai urusan survival.

Setelah materi di kelas selama empat hari, pada hari kelima sampai hari ketujuh, peserta akan melakukan pergerakan ekspedisi sesungguhnya menuju ke Puncak Gunung Merbabu.

Dibagi ke dalam empat tim berbeda, para peserta akan mendaki melalui empat jalur pendakian Gunung Merbabu, yakni Jalur Wekas, Jalur Thekelan, Jalur Suwanting, dan Jalur Selo.

Seluruh proses pendakian akan menerapkan pengetahuan ekspedisi yang telah dipelajari sebelumnya di dalam kelas.

“Kombinasi antara berbagai materi ekspedisi, simulasi sampai pergerakan ekspedisi menuju puncak Merbabu diharapkan membawa pengalaman berharga bagi peserta. Ilmu dan pengalamannya pun dapat disebarkan ke kawan-kawan petualang lain. Semoga setiap ekspedisi yang dijalankan tetap aman dan nyaman, tanpa mengabaikan alam, apalagi merusak alam,” tambah Galih.

Pertemuan empat tim di Puncak Merbabu akan ditutup dengan pengibaran bendera Merah Putih di Puncak Syarif Gunung Merbabu. Setelah itu, tim akan turun kembali ke basecamp.

“Hari terakhir pada Minggu (1/10) peserta akan melakukan penyusunan laporan ekspedisi, evaluasi dan upacara penutupan, lalu kembali ke kota masing-masing,” pungkas Galih. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler