jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mencatat 81 korban meninggal dunia, menyusul peristiwa banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur, per Selasa (6/4) siang.
Doni mengungkapkan itu setelah rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo membahas penanganan banjir bandang dan longsor di NTT.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Saldo di Rekening Anda Hilang? Jokowi Langsung Keluarkan Perintah Khusus
"Korban jiwa yang meninggal sekitar 81 orang, tetapi mohon maaf data akan berubah setiap jam," kata Doni disiarkan melalui YouTube akun Sekretariat Presiden, Selasa (6/4).
Menurut Doni, BNPB masih mencari 103 orang yang dinyatakan hilang setelah banjir bandang dan longsor. Mayoritas para korban hilang berada di Pulau Adonara dan Kabupaten Lembata, NTT.
BACA JUGA: Dahsyatnya Banjir Bandang di Flores Timur, 23 Orang Meninggal Dunia
"Masih ada sejumlah korban hilang belum ditemukan," ujar eks Danjen Kopassus itu.
Selain korban jiwa, kata Doni, banjir bandang dan longsor mengakibatkan ratusan rumah rusak. Laporan yang diterima BNPB, 224 unit rusak parah di Kabupaten Lembata.
BACA JUGA: Pak Doni Kerahkan 3 Helikopter untuk Percepatan Distribusi Bantuan di Adonara Flores Timur
"Rusak sedang 15 unit, rusak ringan 75 unit," ujar mantan Komandan Pasukan Pengaman Presiden (Danpaspampres) tersebut.
Di sisi lain, kata Doni, pemerintah telah menyiagakan dapur darurat yang ditujukan bagi para pengungsi terdampak banjir bandang dan longsor.
"Diharapkan tidak ada masyarakat yang tidak mendapat pasokan logistik," ungkap Doni. (ast/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan