"Di Indonesia cukup tinggi tingkat kesadarannya mengenai bahasa tembakau. Akan tetapi, tetap saja masih cukup banyak yang mengkonsumsi tembakau," ungkap Menteri Kesehatan (Menkes), Nafsiah Mboi di Gedung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta, Selasa (11/9).
Nafsiah menyampaikan, GATS juga menemukan bahwa 60,9 persen laki-laki dan 2,7 persen wanita atau rata-rata 31,5 persen (54,3 juta orang) saat ini merokok kretek.
"Survey itu juga menemukan bajwa 1,7 persen atau 2,9 juta orang dewasa saat ini mengkonsumsi tembakau tanpa asap. Bahkan, ada 50 persen perokok saat ini berencana atau sedang memikirkan untuk berhenti merokok," ujarnya.
Terhadap bahaya asap rokok sekunder, lanjut Nafsiah, ditemukan keterpaparan terhadap asap rokok pada 51,3 persen atau 14,6 juta orang dewasa di tempat kerjanya. Selain itu, 78,4 persen atau 133,3 juta orang dewasa di rumahnya. "Hasil survey juga menunjukkan bahwa untuk membeli 20 batang rokok dibutuhkan sekitar Rp 12,719," sebut Nafsiah.
Lebih jauh Nafsiah menambahkan, data GATS ini akan membantu upaya pengendalian konsumsi tembakau ke depan. Tentunya, kata Nafsiah, dengan tujuan utama untuk melindungi kesehatan masyarakat khususnya generasi muda dari bahaya bahan adiktif yang ada pada rokok. "Maka itu, kita juga harus tetap melaskanakan WHO MPOWER secara konsisten, karena itu sudah terbukti efektif," katanya. (Cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sanitasi Fasilitas Umum Masih Minim
Redaktur : Tim Redaksi