87 RUU Daerah Otonom Baru tak Dibahas dari Nol Lagi

Senin, 23 November 2015 – 03:57 WIB

jpnn.com - SENTUL – Sebanyak 87 Rancangan Undang-Undang (RUU) pembentukan daerah otonom baru dipastikan tinggal menunggu pengesahan saja.

Rinciannya, satu paket terdiri dari 65 RUU dan satunya lagi 22 RUU. Khusus yang paket 65 RUU sudah dibahas tuntas oleh DPR periode 2009-2014. Hanya saja, dalam rapat paripurna DPR 29 September 2014, DPR menyatakan menunda pengambilan keputusan terhadap 65 RUU itu dan diserahkan kepada pemerintah dan DPR periode 2014-2019.

BACA JUGA: Djan Faridz Keluarkan Perintah Penting untuk Kader PPP di Legislatif

Karena itu, Direktur Penataan Daerah, Otonomi Khusus dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD) Ditjen Otda Kemendagri Teguh Setyabudi, menjelaskan, 65 RUU itu tidak akan dibahas dari nol lagi. Semuanya sudah dibahas DPR periode sebelumnya secara mendalam dan tinggal pengesahannya saja.

“Jadi yang 65 itu akan dilakukan melalui proses atau kebijakan transisional, tidak dimulai dari nol lagi. Nantinya direview, menunggu jadwal pertemuan DPR, pemerintah, dan DPD,” ujar Teguh dalam acara Lokakarya Pers di Sentul, akhir pekan lalu.

BACA JUGA: KTP Lama tak Berlaku, Bikin E-KTP kok Susah, Prof?

Sementara, untuk yang paket 22 RUU, Teguh menjelaskan, memang semuanya sudah ada ampres (amanat presiden)-nya. Artinya, pemerintah presiden sudah memerintah kementerian terkait untuk membahasnya bersama DPR. Hanya saja, lanjut Teguh, pihak pemerintah belum pernah sekali pun melakukan kunjungan ke lapangan guna mengklarifikasi persyaratan.

“Untuk yang 22 RUU belum pernah sekalipun dilakukan kunjungan,” kata Teguh.

BACA JUGA: Dari Dulu ISIS Ingin Serang Panglima TNI dan Kapolri

Meski demikian, lanjutnya, pembahasan 22 RUU itu juga tidak akan dimulai dari nol lagi. Artinya, meneruskan pembahasan yang sudah pernah dilakukan antara pemerintah dengan DPR periode sebelumnya.

“Tapi tentunya kajian akan dilakukan lebih mendalam karena memang belum pernah dikunjungi sama sekali,” terangnya.

Dijelaskan juga, 22 RUU dimaksud belum dibahas secara khusus dalam rapat kerja DPR dengan pemerintah dan DPD. “Pembahasan 22 RUU tentang pembentukan daerah otonom baru dapat dilakukan setelah 65 RUU diselesaikan,” terangnya.

Penjelasan mengenai nasib 65 RUU dan 22 RUU warisan rejim periode sebelumnya ini penting lantaran akan ada perubahan aturan mekanisme pengusulan dan pembahasan aspirasi pemekaran.

Antara lain, usulan akan dikaji secara mendalam oleh tim independen yang dibentuk oleh pemerintah, DPR, dan DPD. (sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lagi-Lagi Lion Air Minta Maaf...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler