jpnn.com, JAKARTA - Buah tomat menawarkan beberapa manfaat kesehatan seperti meningkatkan kesehatan jantung, peremajaan kulit, dan meningkatkan metabolisme.
Namun, bila dimakan berlebihan, tentu saja, tomat menyebabkan efek samping tertentu yang buruk bagi tubuh.
BACA JUGA: Benarkah Makan Tomat Bisa Meningkatkan Kesuburan Pria?
Berikut ini beberapa efek samping tomat bila dikonsumsi secara berlebihan, seperti dilansir laman Stylecraze, Minggu (29/12).
1. Acid Reflux / Heartburn
BACA JUGA: Sederet Kandungan Gizi Yang Ada Pada Tomat
Tomat bersifat asam, dan bisa menyebabkan mulas. Tomat dikemas dengan asam malat dan sitrat dan bisa membuat perut memproduksi asam lambung yang berlebihan. Tomat dan saus tomat juga terdaftar sebagai beberapa makanan yang bisa memicu refluks. Tomat juga bisa memperburuk gejala GERD (penyakit gastroesophageal reflux). Menurut Pusat Medis Universitas Maryland, yang terbaik adalah menghindari makanan asam seperti tomat untuk menghindari gejala asam lambung.
2. Alergi dan Infeksi
BACA JUGA: Minum Jus Tomat Bisa Turunkan Tekanan Darah?
Gejala alergi tomat paling sering terjadi segera setelah buah ini dikonsumsi. Ini termasuk gatal-gatal, ruam kulit, eksim, batuk, bersin, sensasi gatal di tenggorokan, dan pembengkakan pada wajah, mulut, dan lidah. Menurut sebuah penelitian di Polandia, tomat mengandung senyawa yang disebut histamin yang bisa menyebabkan reaksi alergi tertentu.
Tomat juga bisa menyebabkan dermatitis kontak alergi - di mana kulit Anda menjadi sangat gatal dan bengkak setelah menyentuh buah berwarna merah ini. Tomat juga bisa menyebabkan bibir gatal. Reaksi alergi lain yang mungkin terjadi karena tomat adalah bercak merah di sekitar alis dan kelopak mata.
3. Masalah Ginjal
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan A.S., individu dengan penyakit ginjal kronis lanjut harus membatasi asupan potasium, mineral yang terkandung pada tomat. Orang dengan masalah ginjal yang parah mungkin juga diminta untuk membatasi asupan tomat karena mengandung banyak air.
Kadar kalium yang tinggi dalam darah, yang merupakan salah satu penyebab penyakit ginjal, bisa diatasi dengan menghindari tomat atau saus tomat atau apa pun yang terbuat dari tomat. Saus tomat juga kaya akan oksalat, yang merupakan alasan lain mengapa individu yang rentan harus menghindarinya.
4. Sindrom iritasi usus
Tomat, karena kulit dan bijinya yang mengiritasi, bisa menjadi salah satu penyebab sindrom iritasi usus besar, dan jika Anda sudah memiliki IBS, tomat juga bisa memicu kembung. Tomat juga merupakan salah satu alergen makanan paling umum yang bisa menyebabkan masalah usus.
5. Diare
Diare bisa terjadi pada individu yang menderita intoleransi tomat. Sesuai laporan yang diterbitkan oleh Longwood University, tomat berminyak, asam dan harus dihindari selama diare, dan menurut laporan lain oleh University of Minnesota, tomat bisa menjadi sumber organisme yang disebut salmonella yang menyebabkan diare.
6. Natrium Berlebihan
Pastikan Anda memilih saus tomat versi natrium yang lebih rendah karena sebagian besar saus memiliki kandungan natrium yang tinggi. Bahkan sup tomat bisa mengandung terlalu banyak natrium. Hanya satu cangkir sup tomat mengandung antara 700 hingga 1.260 mg sodium. Tomat kalengan bisa mengandung 220 mg natrium untuk setiap setengah cangkir.
7. Lycopenodermia
Kita tahu tomat adalah sumber likopen yang sangat baik, namun ini juga bisa menjadi kutukan. Asupan likopen yang berlebihan bisa menyebabkan likopenodermia, yang merupakan warna kulit oranye tua. Ini mungkin bukan ancaman kesehatan, tetapi jelas tidak terlalu menarik untuk dilihat. Lycopenodermia juga bisa terjadi dengan konsumsi suplemen lycopene yang berlebihan. Tapi jangan khawatir - kondisinya reversibel.
8. Masalah Kencing
Makanan asam seperti tomat bisa mengiritasi kandung kemih dan menyebabkan inkontinensia urin. Tomat juga bisa menyebabkan gejala kandung kemih, dan dalam kasus tertentu, sistitis (sensasi terbakar di kandung kemih).
9. Masalah Pernafasan
Orang yang alergi terhadap tomat mungkin mengalami kesulitan bernafas.(fny/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Djainab Natalia Saroh, Fany