9 Negara Adu Kemampuan di Ajang ASC

Kamis, 15 November 2012 – 15:59 WIB
JAKARTA - Ketua panitia The 9th ASEAN Skills Competition, Abdul Wahab Bangkona mengatakan kompetisi dua tahunan yang merupakan ajang adu ketrampilan kerja anak-anak muda yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) diikuti oleh 1.000 delegasi.  Utusan ini berasal dari 9 negara anggota ASEAN.

Masing-masing, Brunai Darussalam, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Laos, Timor Leste, termasuk Indonesia sendiri sebagai tuan rumah. Sementara Myanmar pada acara yang resmi dibuka oleh Menko Perekonomian Hatta Radjasa di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Rabu (14/11) malam dinyatakan absen.

Abdul Wahab yang juga Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemenakertrans menjelaskan secara keseluruhan, terdapat 22 bidang keahlian yang dikompetisikan pada ASC 2012, ditambah satu kejuruan eksebisi: caring. Tiap satu kejuruan diikuti oleh maksimal dua kompetitor dari masing-masing negara.

”Sesuai ketentuan, ASC selalu diikuti oleh peserta yang berbeda. Peserta yang pernah ikut ASC, tidak boleh mengikuti ASC pada penyelenggaraan berikutnya,” kata Abdul Wahab dalam siaran pers, Kamis (15/11/2012).

Abdul Wahab menambahkan, Indonesia selaku tuan rumah, harus dapat menjadikan The 9th ASEAN Skills Competition sebagai momentum untuk membangun kesadaran (awareness) ihwal pentingnya pencapaian standar internasional.

”ASC mesti diposisikan sebagai variabel evaluasi dari serangkaian proses pelatihan yang dilakukan dalam kerangka pengembangan sumber daya manusia,” kata Wahab.

Sementara itu, Menakertrans, Muhaimin Iskandar mengatakan, ASC sejauh ini terbukti mampu menjadi wahana untuk menyatukan seluruh pengambil kebijakan yang berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia. Hal itu terlihat dari tingginya dukungan perusahaan dan industri sebagai sponsor, keterlibatan para pekerja dalam penyelenggaraan hingga terjalinnya kerja sama antar-instansi pemerintah.

”Mereka saling memberikan penguatan untuk menyukseskan event adu trampil pemuda-pemuda ASEAN ini,” ujar Muhaimin yang biasa disapa Cak Imin.

Optimisme Para Kompetitor

Hingga Rabu siang, sebanyak 252 kompetitor dari sembilan negara ASEAN sudah tiba di Jakarta. Tidak hanya kontingen Indonesia yang bertekad menjadi juara umum ASC tahun ini, kompetitor negara lain pun tak kalah optimistis untuk menjadi yang terbaik.

Delegasi Malaysia, misalnya, sejak awal sudah menargetkan hendak merebut 10 medali emas. ”Bidang keahlian yang kami unggulkan meraih emas di antaranya mechatronic, welding, make up dan fashion technology,” ujar Deputi Menteri Human Resources Malaysia, yang juga ketua kontingen negaranya.

Menjelang upacara pembukaan, yang dihadiri sejumlah gubernur, instansi pemerintah, perusahaan/industri, sekolah kejuruan dan kampus perguruan tinggi, seluruh ruangan JCC telah ”disulap” menjadi arena kompetisi kerja tingkat dunia.

Mulai dari arena yang ”soft” seperti untuk lomba tata rambut, terapi kecantikan, memasak, dan merawat jompo, hingga arena yang ”hard” seperti lomba mengelas, membuat furniture, mekanik otomotif, hingga pemipaan dan pemasangan batu. ASC, seperti diketahui, diikuti pemuda-pemudi ASEAN berusia maksimal 22 tahun yang telah lolos seleksi di negaranya, sehingga dinilai memiliki kompetensi standar di bidang kejuruan tertentu.

”Kompetitor dari Indonesia ditetapkan melalui serangkaian proses seleksi, mulai dari kompetisi skill antar-sekolah di daerah hingga tingkat nasional, sebelum terpilih dan bergabung di pemusatan latihan nasional,” jelas Wahab.

Materi uji atau test project yang digunakan di ASC adalah yang dipakai pada ajang World Skills Competition, namun telah diadopsi sesuai dengan kesepakatan panel juri tiap kejuruan. Berbeda dengan kompetisi yang lain, menurut Wahab, peserta kompetisi tidak beradu ketrampilan dengan peserta dari negara lain. Melainkan, berkompetisi melawan standar yang telah ditentukan.

Apabila terdapat lebih dari satu kompetitor mampu melampaui standar yang ditetapkan, penentuan pemenang akan dilakukan dengan melihat peroleh nilai tertinggi. Jika jarak nilai antar-kompetitor tidak sampai dua poin, maka kompetitor yang sudah melampaui standar tadi bisa sama-sama mendapatkan medali emas.

Namun, bisa terjadi, karena tidak ada satu pun kompetitor yang mampu melampaui standar, maka tidak ada peraih medali emas di kejuruan tersebut. ”Yang pasti, melalui ASC inilah seluruh pengampu kepentingan di bidang human resources semestinya belajar dan menyadari apa itu standar internasional. Mumpung Indonesia sedang jadi tuan rumah,” kata Wahab.

Menilik pentingnya pemahaman akan standar internasional, Dirjen Binalattas sangat berharap para guru dan siswa sekolah – utamanya sekolah kejuruan (SMK) – serta para pekerja dan industri, bisa hadir untuk menyaksikan langsung riuh rendah kompetisi ASC yang dipertandingkan selama tiga hari: 15, 16 dan 17 November 2012.

”Di luar negeri, pengunjung harus rela mengantre untuk menyaksikan kompetisi ketrampilan kerja seperti ASC,” terang Wahab, seraya menegaskan, pengunjung dapat menyaksikan seluruh kompetisi di arena ASC di JCC secara gratis. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kredit Impor Melambat 4,3 Persen

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler